Bisnis.com, PALEMBANG — Petani kopi asal Pagaralam, Sumatra Selatan, menyasar pasar ekspor biji kopi premium yang menawarkan harga lebih tinggi dibandingkan dengan pasar lokal.
Kristian Tri Purnomo, petani kopi setempat, yang dihubungi dari Palembang, Jumat (4/12/2020), mengatakan bahwa harga biji kopi (green bean) untuk pasar premium dipatok pembeli sekitar Rp34.000/kilogram, sedangkan untuk pasar lokal hanya Rp19.000/kg.
“Ada perbedaan yang cukup jauh sehingga saat ini banyak petani yang tertarik,” kata dia.
Hanya saja, belum seluruh petani kopi di Pagaralam mau menjual produk premiun lantaran mereka harus mengubah kebiasaan dalam kegiatan setelah panen.
Pembeli menerapkan aturan yang cukup ketat terkait dengan kegiatan usai panen ini mengingat produk biji kopi ini akan diekspor ke luar negeri.
“Harus hiegenis, mulai dari harus petik merah, jemurnya 30 hari lamanya, hingga tidak boleh jemur di tanah atau di atas jalan beraspal. Harus di atas para-para [balai-balai tempat menjemur] yang berjarak 70 cm dari tanah,” kata dia.
Baca Juga
Abdurahman Are, petani kopi lainnya, mengatakan bahwa biasanya dalam 2 pekan, petani sudah mendapatkan uang dari pengepul, kini dengan metode pengolahan setelah panen secara higienis itu, mereka harus menunggu hingga 30 hari.
“Masih banyak yang belum mau berubah, tapi sudah banyak juga yang mau ikut karena harganya lebih mahal,” kata dia.
Eksportir kopi, Rudi Mickhael memperkirakan harga kopi Pagaralam ini bakal terus merangkak naik pada masa datang, apalagi sudah mendapatkan pengakuan internasional pada kontes kopi dunia AVPA (Agency for the Valorization of the Agricultural Products) Gourmet Product 2020 di Paris, Prancis.
Saat ini, permintaan terhadap kopi Pagaralam semakin meningkat terutama dari sejumlah negara Asia dan Eropa.
“Saat ini saya sudah dapat order China dan Taiwan. Begitu juga dari Rusia dan Jepang yang minta dikirimkan sampelnya,” kata dia.