Bisnis.com, JAKARTA - Negara-negara di Asia kecuali Jepang diperkirakan akan mencetak pertumbuhan ekonomi yang lebih baik pada 2021.
Ekonom Morgan Stanley Deyi Tan mengungkapkan negara-negara di Asia kecuali Jepang (AxJ) tengah memasuki fase transsisi.
"Fase baru ini seharusnya memperlihatkan kombinasi percepatan dan pertumbuhan di atas tren," ungkap Tan dan timnya dalam riset yang diterima Bisnis, Jumat (4/12/2020).
Kendati demikian, negara-negara di Asia ini masih memiliki pekerjaan rumah untuk menjinakan inflasi dan mengimplementasikan kebijakan fiskal serta moneternya.
Pada 2020, tren pertumbuhan dipimpin oleh negara-negara Asia Utara. Tahun depan, Morgan Stanley melihat siklus perbaikan akan berlanjut dan meluas ke seluruh negara AxJ.
Seiring beberapa negara AxJ menyusul, divergensi pertumbuhan akan memberi jalan bagi konvergensi pertumbuhan.
Baca Juga
"Perkiraan pertumbuhan PDB AxJ kami berada di atas konsensus, terutama untuk India dan Asean," ujar Tan.
"Kami percaya India, Indonesia dan Filipina akan berada diposisi lebih baik dalam lingkungan Goldilocks ini."
Beberapa negara AxJ yang berhasil menangani Covid-19, yakni China, Taiwan, Singapura dan Thailand.
Sementara itu, jumlah kasus harian di India dan Filipina tampaknya telah turun secara berkelanjutan dari titik tertinggi sebelumnya.
Namun, kasus harian Covid-19 tetap meningkat di Korea Selatan, Hong Kong, Indonesia, dan Malaysia.
Di negara-negara di mana situasi Covid-19 membaik, Morgan Stanley melihat para pembuat kebijakan sedang menyempurnakan langkah-langkahnya.
China memperketat kembali kontrol perbatasan di tengah meningkatnya kasus Covid-19 global baru-baru ini. India mengeluarkan pedoman baru untuk mengelola risiko dari perayaan Diwali baru-baru ini, serta persiapan menghadapi musim dingin.
Di Korea, jarak social distancing telah diperketat dengan peralihan ke sistem jarak sosial lima tingkat dan Hong Kong kembali menerapkan pembatasan makan di tempat/penutupan tempat berisiko tinggi.
Di Indonesia, pembatasan sosial skala besar di Jakarta diperpanjang selama dua minggu hingga 6 Desember 2020.
Dari data makro, dampak ekonomi dari kebangkitan Covid-19 sejauh ini dapat dikelola.
Terbukti permintaan eksternal, ekspor Korea Selatan, membaik pada November 2020.
"Ini dinilai sebagai indikasi awal tren perdagangan di AxJ, berada di wilayah pertumbuhan tahunan yang positif," ujarnya.
PMI atau Purchasing Manager's Index untuk manufaktur di bulan November juga terus membaik di lima dari delapan perekonomian AxJ a.l. Indonesia, Filipina, Korea Selatan dan Taiwan yang membukukan kenaikan kegiatan produksi.
Terkait permintaan domestik, penjualan ritel AxJ menunjukkan perbaikan pada Oktober 2020 seiring dengan perbaikan sentimen dan konsumen mengandalkan tabungan/dukungan kebijakan.
Namun, dalam perekonomian di mana terdapat pengendalian Covid-19 yang lebih ketat – misalnya Korea – indikator permintaan domestik seperti penjualan department store dan pariwisata domestik agak melemah di bulan November.
"Meskipun demikian, Morgan Stanley percaya tingkat kesiapan medis yang lebih tinggi dan sektor swasta yang sudah beradaptasi dengan perilaku normal Covid-19 baru akan membantu mengurangi dampak negatif," kata Tan.
Selain itu, ketersediaan vaksin dan akomodasi kebijakan yang berkelanjutan diharapkan dapat mendukung pemulihan setelahnya.