Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi November Mulai Terakselerasi, BPS Ungkap Hal yang Perlu Diwaspadai

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan peningkatan inflasi pada November 2020 menunjukkan adanya peningkatan permintaan. Namun di sisi lain terjadi juga pengurangan pasokan barang, yang disebabkan oleh faktor musiman.
Setianto, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik. Tangkapan layar saat acara rilis berita resmi statistik BPS secara virtual, Selasa (1/12/2020) /Bisnis-Ropesta Sitorus
Setianto, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik. Tangkapan layar saat acara rilis berita resmi statistik BPS secara virtual, Selasa (1/12/2020) /Bisnis-Ropesta Sitorus

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada November 2020 kembali terjadi peningkatan, yang dipicu oleh kenaikan harga barang, terutama pada komoditas pangan.

Inflasi pada November 2020 tercatat sebesar 0,28 persen secara bulanan (month to month/mtm) dan 1,59 persen secara tahunan (year on year/yoy). Adapun secara tahun kalender, inflasi mencapai 1,23 persen (year to date/ytd).

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan peningkatan inflasi pada periode laporan menunjukkan adanya peningkatan permintaan. Namun di sisi lain terjadi juga pengurangan pasokan barang, yang disebabkan oleh faktor musiman.

"Permintaan meningkat tapi pasokan berkurang, ada juga faktor musim, untuk tanaman palawija terkait musim penghujan biasanya produksinya lebih rendah," jelasnya, Selasa (1/12/2020).

Dia mengatakan peyumbang inflasi pada komoditas pangan terutama berasal dari peningkatan harga daging ayam ras, telur ayam ras, dan cabe merah. Ketiga komoditas ini menyumbang andil terbesar pada inflasi November 2020.

Sementara itu, Setianto mengatakan ada beberapa hal yang harus diwaspadai terkait dengan peningkatan inflasi yang terjadi di akhir tahun ini, terutama terkait dengan mulainya musim hujan yang dikhawatirkan akan mengganggu pasokan barang.

"Ke depan terkait distribusi barang untuk cuaca, ombak tinggi, dan curah hujan tinggi, bisa menghambat distribusi barang," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper