Bisnis.com, JAKARTA - Produksi industri Jepang mempertahankan kecepatannya pada Oktober, menandakan pemulihan yang terus berlanjut di tengah bertambahnya kasus virus corona yang mengancam prospek.
Kementerian Ekonomi menjabarkan output pabrik naik 3,8 persen pada Oktober dibandingkan dengan September, dipimpin oleh mobil dan mesin umum termasuk dan derek, kementerian ekonomi melaporkan Senin. Sedangkan analis memperkirakan kenaikan 2,4 persen.
Namun, secara year-on-year produksi industri turun 3,2 persen. Ekonom sebelumnya memproyeksikan penurunan 4,6 persen.
Kenaikan produksi selama lima bulan berturut-turut dan terpanjang sejak 2016 menambah bukti bahwa ekonomi terus pulih pada Oktober dari rekor keruntuhannya di kuartal kedua.
Namun, produksi tetap di bawah tingkat sebelum pandemi pada akhir 2019. Penambahan kasus baru baik di pasar ekspor utama maupun di Jepang diperkirakan akan memukul permintaan dalam beberapa bulan mendatang. Laporan hari ini menunjukkan produsen mengantisipasi produksi turun pada Desember setelah.
"Gelombang baru infeksi Covid-19 di Eropa dan AS telah mulai membatasi aktivitas bisnis, membebani permintaan swasta. Di Jepang, pengukur frekuensi tinggi menunjukkan selip di tengah peningkatan kasus baru Covid-19. Bersama-sama, ini menunjukkan pertumbuhan produksi yang lebih lambat di 4Q," kata Yuki Masujima, Ekonom Bloomberg, dilansir Senin (30/11/2020).
Baca Juga
Ekonom Takeshi Minami dari Norinchukin Research Institute menambahkan bahwa rebound dalam produksi mobil telah membantu sektor manufaktur mengurangi sekitar 80 persen produksi yang hilang sejak titik terendah Mei.
"Saya melihat rebound mencapai langit-langit. Otomotif telah pulih sedikit, tetapi saya tidak melihat penjualan tumbuh dengan kecepatan yang lebih cepat dari sini," ujarnya
Ekspor ke AS dan China, dua pasar terbesar Jepang, telah menawarkan dukungan utama kepada produsen sejauh ini selama pemulihan. Namun kini kasus-kasus di AS mencapai rekor dan di Eropa, pembatasan pergerakan kembali diberlakukan secara masif.
Di dalam negeri, Tokyo dan Osaka minggu lalu meminta beberapa bisnis untuk tutup lebih awal, sementara prefektur utara Hokkaido menerapkan langkahnya sendiri untuk membendung penyebaran virus. Langkah-langkah itu bisa membebani permintaan.
Pemerintahan Perdana Menteri Yoshihide Suga sedang menyusun anggaran tambahan ketiga untuk melawan krisis. Seorang anggota parlemen partai yang berkuasa dalam sebuah wawancara pekan lalu mengatakan bahwa paket stimulus itu mungkin bukan yang terakhir, mengingat ketidakpastian seputar penyebaran virus.
Laporan tersebut juga menunjukkan output diperkirakan naik 2,7 persen pada November dan turun 2,4 persen pada Desember. Sebuah laporan terpisah menunjukkan penjualan ritel naik 0,4 persen pada Oktober dari bulan sebelumnya, dibandingkan dengan perkiraan kenaikan 0,5 persen oleh para ekonom.
Penjualan ritel naik 6,4 persen pada Oktober dari tahun lalu, ketika penjualan merosot karena kenaikan pajak penjualan. Analis memperkirakan peningkatan ritel Jepang mencapai 6,2%.