Bisnis.com, JAKARTA - Uni Eropa bersiap untuk penjualan ketiga obligasi sosial, memanfaatkan minat investor yang sangat besar pada sekuritas yang dirancang untuk mendanai pemulihan ekonomi blok tersebut.
Penawaran utang bertenor 15 tahun itu diharapkan secepatnya diluncurkan menyusul penjualan awal tahun ini yang menarik pesanan terbesar dalam catatan.
Hasil penerbitan obligasi ini akan disalurkan ke proyek-proyek yang membantu masyarakat, seperti program untuk pekerjaan senilai 100 miliar euro (US$119 miliar).
Penjualan tersebut akan menjadi pendorong bagi pasar sekuritas sosial yang kecil tetapi tumbuh cepat dan memenuhi permintaan akan investasi bertanggungjawab.
Menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg, lebih dari US$100 miliar utang sosial terjual sepanjang tahun ini pada akhir Oktober, dibandingkan dengan hanya US$18,5 miliar pada 2019.
"Premi edisi baru yang ditawarkan kemungkinan akan menghasilkan buku lain yang sangat sehat, meskipun obligasi tersebut mungkin tidak semurah penerbitan SURE sebelumnya," kata Peter McCallum, ahli strategi suku bunga di Mizuho International Plc.
Baca Juga
Citigroup Inc., JPMorgan Chase & Co., HSBC Holdings Plc, Landesbank Baden-Wurttemberg, dan Societe Generale SA telah ditunjuk untuk mengelola penjualan.
Penawaran melalui bank lebih mahal daripada lelang, karena peminjam membayar premi untuk memastikan obligasi terjual. Namun metode tersebut telah terbukti sebagai cara yang populer untuk menjual utang dalam jumlah besar tahun ini.
Menurut Dankse Bank, minat pada sekuritas bisa agak berkurang.
"Permintaan akan kuat, tetapi tidak sebanyak transaksi pertama. Kinerja yang diharapkan mungkin tidak setinggi yang kami lihat dalam dua kali terakhir, [tenor] 15 tahun agak aneh di pasar obligasi pemerintah Eropa," kata Jens Peter Sorensen.
Sorensen melanjutkan, kantor utang Eropa secara tradisional menggunakan tolok ukur dua, lima, 10 dan 30 tahun, sehingga tenor obligasi 15 tahun bisa dikatakan di luar kewajaran. Namun, arus kas bersih yang positif di pasar obligasi pemerintah Uni Eropa seharusnya menambah daya tarik obligasi sosial.