Bisnis.com, JAKARTA – PT Angkasa Pura I (Persero) akan menyelaraskan arah pengembangan perusahaan dengan agenda pembangunan nasional pada tahun depan khususnya dalam mendukung program RPJMN Superhub. Salah satunya pengelolaan bandara di luar negeri.
VP Corporate Secretary PT Angkasa Pura I, Handy Heryudhitiawan menjelaskan sejauh ini sebanyak 7 dari 10 bandara hub primer telah dikelola oleh Angkasa Pura I.
Hal ini akan memudahkan perseroan untuk melakukan penyesuaian program pemulihan ekonomi nasional. Selain pengembangan bandara, rencana untuk mengelola bandara di luar dan dalam negeri juga tetap dilanjutkan sesuai dengan kapasitas keuangan perusahaan selama pandemi.
“Kami juga akan berupaya mengakuisisi atau mengoperasikan bandara baru sesuai rujukan pemerintah dengan tetap menyelaraskan antara RPJMN dengan kapasitas keuangan perusahaan pascakondisi Covid-19,”ujarnya, Minggu (22/11/2020).
Handy menyampaikan hingga akhir tahun ini juga masih bersama dengan Incheon International Airport Corporation (IIAC) menjajaki peluang kerjasama pengelolaan bandara-bandara potensial di dalam negeri maupun luar negeri. Dia menyebutkan salah satu diantaranya terkait dengan pengelolaan Terminal 4 Bandara Internasional Kuwait dan tender pengelolaan Bandara Hang Nadim Batam.
Pada rencana ini, sebutnya, perseroan akan mengirimkan tenaga ahli yang dimilikinya pada 2021-2023.
Baca Juga
Selain itu bersama IIAC, operator pelat merah tersebut juga berencana masuk dalam seleksi pengelolaan Bandara Internasional Jeddah di masa mendatang.
“Ini merupakan salah satu strategi perusahaan dalam mengembangkan bisnisnya sekaligus menegaskan komitmen Angkasa Pura I untuk memperluas jaringan pengelolaan di kancah internasional,” imbuhnya.
AP I telah menyiapkan Rebound Strategi sebagai inisiatif strategis dalam menghadapi fase selanjutnya dari pandemi Covid-19. Diantaranya penguatan Portofolio Bisnis Baru, mengembangkan adjacent business untuk memperkuat portofolio.
Kemudian menciptakan new business stream yang tidak memiliki ketergantungan terhadap jumlah trafik pesawat dan penumpang, mengoptimalkan aset lahan tidak produktif untuk menunjang new business stream.
Serta diversifikasi pendapatan melalui digital monetizing dan optimalisasi anak perusahaan agar dapat menciptakan ekosistem bandara yang terintegrasi melalui aerocity, cargo village, amusement park, dan komponen lainnya.
Selain itu juga perbaikan proses bisnis eksisting dalam konteks revenue safeguarding dan cost leadership hingga dukungan fungsi digital dalam perbaikan proses bisnis seperti penggunaan artificial intelligence untuk mencatat pergerakan parkir pesawat dan penggunaan aviobridge.
Restrukturisasi Organisasi juga merupakan simplifikasi organisasi kantor cabang serta pembagian fokus kantor pusat dan kantor cabang untuk optimalisasi proses penyusunan kebijakan dan monitoring kinerja (kantor pusat) serta pelaksanaan kegiatan operasi dan layanan (kantor cabang).Selain tentunya memberdayakan peran pejabat fungsional dalam bidangnya.
AP I harus memetakan ulang arsitektur bisnis, data, aplikasi, dan teknologi beserta anak perusahaannya.