Bisnis.com, JAKARTA – PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) juga mengambil sikap serupa dengan maskapai Lion Air untuk menunggu lebih jauh usai memperoleh kabar pencabutan larangan terbang Boeing 737 MAX oleh otoritas penerbangan Amerika Serikat (Federal Aviation Administration/FAA).
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyampaikan upaya untuk menerbangkan kembali Boeing 737 MAX merupakan upaya yang tidak mudah. Pasalnya saat ini maskapai juga sedang berupaya memulihkan trafik penerbangan. Saat ini, kata dia persoalan kepercayaan diri adalah hal yang utama dalam industri ini.
“Kami tunggu saja perkembangan lanjutan,” ujarnya, Kamis (19/11/2020).
Emiten berkode saham GIAA tersebut belum membatalkan kontrak pembelian sebanyak 49 Boeing 737 MAX 8 dari pihak Boeing hingga menerima kepastian terkait operasinya.
Irfan Setiaputra mengatakan secara kontrak status masih belum adanya pembatalan hingga kini. Pasalnya jadwal pengiriman pesawat tersebut juga belum dapat dipastikan menyusul adanya insiden yang menimpa Boeing 737 MAX 8.
“Kami tunggu konfirmasi yang lebih jelas. Namun secara kontrak masih on,” jelasnya.
Baca Juga
Berdasarkan laporan keuangannya kepada otoritas Bursa Efek Indonesia maskapai pelat merah tersebut menandatangani perjanjian pembelian dengan Boeing untuk pembelian 50 pesawat Boeing 737 MAX 8 pada 12 September 2014.
Perseroan sudah menerima satu unit pesawat yang saat ini kondisinya masih dikandangkan.
Hingga kuartal III/2020, emiten berkode saham GIAA pun memiliki sisa 49 unit yang masih belum dikirim oleh Boeing dengan rencana jadwal pengiriman yang belum dapat dipastikan menyusul adanya insiden yang menimpa pesawat Boeing 737 MAX 8.