Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 akan berada pada kisaran 3 hingga 6 persen.
Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal menyampaikan ada beberapa faktor yang akan menentukan level ekspansi ekonomi pada tahun depan. Pertama, yaitu faktor perekonomian global.
Jika penanganan pandemi Covid-19 bisa tertangani dengan cepat di negara mitra dagang Indonesia, maka hal ini bisa cepat mendorong kinerja ekspor. Sebaliknya, jika penanganan lambat atau terjadi gelombang kedua Covid-19, maka ekspansi ekonomi ke depan akan tertahan.
Kemudian, dengan terpilihnya Presiden baru AS, arah kebijakan terkait dengan perdagangan diperkirakan akan berubah. Ini akan membawa sentimen positif, sehingga dapat memulihkan volume perdagangan internasional dan meredakan tensi perang dagang dengan China.
Namun demikian, faktor yang paling menentukan adalah ekonomi domestik, terutama sektor konsumsi rumah tangga, yang memiliki porsi yang besar dalam produk domestik bruto (PDB).
Konsumsi domestik yang dipengaruhi oleh belanja masyarakat kelas menengah ke atas akan sangat menentukan level ekspansi ekonomi Indonesia ke depan.
Baca Juga
"Jika terjadi gelombang kedua dan kepercayaannya tidak meningkat signifikan, level ekspansi hanya di level 3 persen. Tapi, jika penemuan vaksin bisa cepat dan distribusinya lancar dan bisa kembali meningkatkan kepercayaan masyarakat menengah atas untuk belanja, ekonomi bisa tumbuh 6 persen," katanya, Rabu (19/11/2020).
Di samping itu, efektivitas program pemulihan ekonomi nasional (PEN) pada 2021 juga akan sangat menentukan prospek pemulihan ekonomi, serta kebijakan-kebijakan yang bersifat reformatif dan transformatif.
Secara sektoral, Faisal memperkirakan hampir seluruh sektor yang mengalami kontraksi pada 2020 akan bisa pulih di 2021, terutama jika konsumsi masyarakat menengah ke atas bisa pulih.
Hal ini tentunya akan mendorong pemulihan di sisi hilir, misalnya perdagangan dan ritel, yang selanjutnya akan menjalar ke sisi hulu, sehingga industri manufaktur juga diperkirakan bisa pulih.
Selanjutnya, jika sektor-sektor tersebut pulih, sektor pariwisata dan transportasi yang mengalami penurunan yang sangat dalam pada 2020, juga berpotensi pulih meski akan berjalan lebih lambat.
"Sektor infomasi dan komunikasi, dan kesehatan, ini dua sektor yang tinggi di saat pandemi terjadi, masih akan tumbuh tinggi pada tahun depan," jelasnya.