Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah optimistis perbaikan ekonomi Indonesia akan terus berlanjut meski tahun ini pertumbuhan terkontraksi hingga mengalami resesi.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan bahwa yakin pada triwulan IV/2020 ekonomi lebih baik dari periode sebelumnya. Setelah itu pada 2021 kembali seperti biasanya yaitu tumbuh 5 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
“Dan terus naik ke sekitar 6 persen pada kurun waktu 5 tahun mendatang. Ini didukung oleh perbaikan konsumsi, eskpor, maupun investasi,” katanya melalui sambutan virtual, Senin (16/11/2020).
Pada saat itu kondisi Indonesia berada pada jalur positif. Perry menjelaskan bahwa makro ekonomi dan sistem keuangan terjaga. Nilai tukar rupiah stabil bahkan cenderung menguat.
“Inflasi rendah. Defisit transaksi berjalan turun. Dan sistem perbankan secara keseluruhan juga sehat,” jelasnya.
Dilihat dari pertumbuhuan kuartal III secara tahunan, hanya konsumsi pemerintah yang berada di jalur positif, yaitu 9,76 persen. Konsumsi rumah tangga minus 4,04 persen, investasi 6,48 persen, ekspor minus 10,82 persen, impor minus 21,86 persen, dan konsumsi lembaga nonprofit rumah tangga (LPNRT) minus 2,21 persen.
Baca Juga
Dari seluruh kelompok tersebut, konsumsi rumah tangga dan investasi berkontribusi 88,43 PDB. Jatuhnya dua faksi tersebut menjadi faktor utama ekonomi Indonesia lesu. Dilihat dari sumber pertumbuhan yaitu minus 3,49 persen, konsumsi rumah tangga menyumbang minus 2,17 persen dan investasi minus 2,11 persen.