Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2020 mengalami kontraksi 3,49 persen secara tahunan. Laju tersebut meleset dari proyeksi Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang berkisar antara minus 2,9 persen sampai minus 1 persen.
Namun, jika dilihat secara tiga bulanan, ekonomi Indonesia di kuartal III/2020 tumbuh 5 persen dari kuartal sebelumnya. Sejalan dengan ini, negara-negara di dunia pun mengalami tren positif.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa kenaikan ini menjadikan sebuah optimisme. Akan tetapi, dia menilai semua pihak harus hati-hati dan jangan terlena karena gelombang kedua Covid-19 terjadi di negara maju
“Ini menimbulkan kompleksitas dari sisi policy. Karena masyarakat sudah cukup panjang, lelah, dan ekonominya mengalami tekanan. Sehingga saat mengalami second wave, maka kemampuan tangani Covid-19 sangat berbeda saat gelombang pertama. Ini yang harus diwaspadai,” katanya dalam diskusi sambutan virtual, Selasa (10/11/2020).
Sri menjelaskan bahwa dibandingkan dengan negara lain, Indonesia dan negara Asia relatif lebih baik dari sisi jumlah kasus Covid-19 dan dampaknya pada ekonomi. Berbagai sektor yang terdampak pandemi pun mulai terlihat pemulihan.
Meski masih ada yang negatif, tanda-tanda pemulihan menunjukkan arah yang lebih solid. Ini tentu menjadi optimisme bersama dalam pemulihan nasional.
Baca Juga
“Dengan itu, maka kita melihat pertumbuan perekonomian dari Kemenkeu tetap di proyeksi yang sama antara minus 0,6 persen hinggga minus 1,7 persen. Dan berbagai institusi yang lain memproyeksikan ekonomi Indonesia ada di kisaran minus 1 hingga minus 1,5 persen,” jelasnya.