Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bebas dari Resesi, Ekonom IKS Proyeksi Ekonomi RI Bisa 6 Persen di 2021

Menurut Ekonom IKS, kontraksi ekonomi terbesar telah dilalui Indonesia, yaitu pada kuartal II/2020 yang tercatat -5,32 persen secara tahunan year-on-year (yoy) dan pemulihan telah terjadi pada kuartal III/2020. Pemulihan ini akan semakin menguat pada 2021.
Jajaran gedung perkantoran di Jakarta, Senin (24/8/2020). Bisnis/Abdurachman
Jajaran gedung perkantoran di Jakarta, Senin (24/8/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonomi Indonesia pada 2021 diperkirakan akan mencatatkan pertumbuhan yang tinggi, setelah mengalami pukulan berat akibat pandemi Covid-19 pada tahun ini.

Peneliti Ekonomi Senior Institut Kajian Strategis (IKS) Universitas Kebangsaan Republik Indonesia Eric Alexander Sugandi memperkirakan ekonomi pada 2021 akan mengalami pertumbuhan sebesar 6 persen.

Sementara untuk keseluruhan tahun 2020, Eric memperkirakan ekonomi akan terkontraksi sebesar -0,7 persen, membaik dari proyeksi sebelumnya sebesar -2,2 persen.

Eric berpandangan, kontraksi ekonomi terbesar telah dilalui Indonesia, yaitu pada kuartal II/2020 yang tercatat -5,32 persen secara tahunan year-on-year (yoy) dan pemulihan telah terjadi pada kuartal III/2020.

"Perekonomian Indonesia mulai bergerak menuju pemulihan di triwulan III/2020. Dengan memperhitungkan data PDB di triwulan III/2020, IKS merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia ke -0,7 persen di tahun 2020 dan 6,0 persen untuk 2021," katanya dalam keterangan resmi yang dikutip Bisnis, Senin (9/11/2020).

Adapun, Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2020, yaitu sebesar -3,49 persen yoy.

Dengan mencatatkan pertumbuhan negatif secara dua kuartal secara berturut-turut, maka Indonesia telah memasuki resesi ekonomi.

Meski demikian, secara kuartalan, ekonomi Indonesia pada kuartal III/2020 tumbuh positif sebesar 5,5 persen secara quarter-to-quarter (qtq).

Pertumbuhan yang positif tersebut terutama disebabkan oleh pembukaan kembali sektor-sektor perekonomian secara bertahap.

Dari sisi pengeluaran, pengeluaran pemerintah menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi secara tahunan di tengah konsumsi rumah tangga dan investasi masih mengalami pertumbuhan negatif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper