Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Resesi, Eks Menkeu Chatib Basri Beberkan Proyeksi Ekonomi Kuartal IV

Mantan Menkeu era SBY ini memprediksi pertumbuhan ekonomi akan mulai positif di kuartal I/ 2021. Kuartal IV/2020, ada kemungkinan ekonomi masih di zona negatif atau mendekati 0 persen.
Pengamat Ekonomi M. Chatib Basri./FB Sri Mulyani
Pengamat Ekonomi M. Chatib Basri./FB Sri Mulyani

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan kinerja ekonomi selama kuartal yang masih minus 3,49 persen. Kendati membaik dibandingkan kuartal II/2020, kinerja perekonomian tersebut masih di luar ekspektasi.

Sejumlah ekonom telah bersuara terkait capaian tersebut, termasuk mantan menteri keuangan Chatib Basri. Berikut pernyataan Chatib yang dikutip melalui akun twitternya.

Pertama, dia menyampaikan bahwa pemulihan ekonomi Indonesia mungkin akan menyerupai logo sepatu Nike mencapai titik terburuk kuartal 2/2020 lalu mulai membaik perlahan.

Kedua, Chatib menyebut tampaknya stimulus perlindungan sosial mampu mendorong konsumsi rumah tangga dan ini sangat membantu.

Bagaimana dengan investasi? Secara umum juga membaik, namun tetap harus hati-hati karena data investasi menunjukkan bahwa bangunan, mesin dan perlengkapan mengalami penurunan pertumbuhan.

"Ini mencerminkan bahwa sektor industri dan juga bangunan masih tertekan," cuit Chatib dikutip, Senin (9/11/2020).

Ketiga, Chatib memprediksi pertumbuhan ekonomi akan mulai positif di kuartal I/ 2021. Kuartal IV/2020, ada kemungkinan ekonomi masih di zona negatif atau mendekati 0 persen.

Keempat, untuk prospek tahun 2021, pemerintah akan sangat tergantung bagaimana penanganan pandemi. Menurutnya porsi terbesar dari konsumsi rumah tangga adalah kelas menengah atas. Kelas menengah atas akan cenderung menabung dan enggan konsumsi jika situasi pandemi belum baik.

Kelima, eks menteri era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini menyebutkan bahwa tanpa permintaan meningkat, investasi juga masih akan sulit. Keputusan menambah investasi juga tergantung sejauh mana kapasitas terpasang itu terpakai.

Dalam kondisi pandemi terjadi, kata dia ekonomi tidak akan mungkin beroperasi 100 persen karena adanya protokol kesehatan. "Game changer-nya adalah vaksin. Tetapi pemerintah juga harus bersiap seandainya proses vaksin memakan waktu, termasuk distribusinya," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper