Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembangunan NPCT, MTI: Kalau Tak Ada Pasar Baiknya Dihentikan Saja

Pengembangan Pelabuhan Kalibaru terutama terminal NPCT 2 dan 3 serta kelanjutan tahap 1 perlu dikaji ulang. Berikut ini alasannya.
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Terminal Peti Kemas Kalibaru, Pelabuhan Utama Tanjung Priok di Jakarta, Selasa (13/9)./Antara-Widodo S. Jusuf
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Terminal Peti Kemas Kalibaru, Pelabuhan Utama Tanjung Priok di Jakarta, Selasa (13/9)./Antara-Widodo S. Jusuf

Bisnis.com, JAKARTA - Pengembangan Pelabuhan Kalibaru dalam hal ini New Priok Container Port (NPCT) 2 dan 3 perlu memperhatikan proyeksi kebutuhan industri yang akan dilayani. Jika sudah jenuh, pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok bisa dihentikan.

Ketua Forum Transportasi Laut Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Leny Mayouri menuturkan pengembangan Pelabuhan Kalibaru terutama terminal NPCT 2 dan 3 serta kelanjutan tahap 1 perlu dikaji ulang.

"Pengembangan NPCT dan Pelabuhan Kalibaru bisa dilanjutkan apabila sudah ada proyeksi kebutuhan permintaan yang akan dilayani. Apabila sebagian besar industri di Marunda dan Cikarang sudah jenuh atau banyak yang akan pindah ke arah Patimban dan Jawa Barat, pengembangan Tanjung Priok bisa dihentikan," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (17/11/2020).

Lebih lanjut, saat ini PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC terangnya, dapat berfokus kepada pasar yang saat ini ada dengan total arus kontainer hampir mencapai 7 juta TEUs per tahun. IPC perlu memberikan pelayanan sebaik-baiknya dengan penambahan perbaikan pada kualitas layanan dan efisiensi.

Selain itu, IPC juga bisa mulai melakukan ekspansi pada layanan turunan bisnis kepelabuhanan. Dengan demikian, pelabuhan ini dapat tetap berjalan dan berdaya saing.

Menurutnya, cakupan pelabuhan agar dapat optimal ada pada radius 300--500 Km ke hinterland atau daerah industri yang menjadi pasarnya. Baik Patimban maupun Tanjung Priok harus mampu melayani potensi pasar pada cakupan radius layanan tersebut.

"Kecuali apabila karakter pelabuhan juga sebagai pelabuhan transshipment sehingga butuh efektifitas layanan operasional di pelabuhan bongkar dan muat muatan kapal transshipment," urainya.

Leny menilai keberadaan Pelabuhan Patimban dan Tanjung Priok harusnya dapat saling melengkapi, kedua pelabuhan harus mampu saling berbagi pasar, sehingga keduanya dapat membantu meningkatkan daya saing logistik Indonesia di mata internasional.

"Pelabuhan Tanjung Priok melayani pasar di Jakarta dan sekitar Jakarta sampai dengan Cikarang. Pelabuhan Patimban untuk melayani pasar sekitar Patimban dan Jawa Barat. Adanya Pelabuhan Patimban juga akan mengurangi lalu lintas di angkutan darat jarak jauh," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper