Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tak Seindah Drama Korea! Faktanya, Korean Air Rugi Rp4,8 Triliun

Korean Air harus menanggung beban kerugian hingga Rp4,8 triliun atau setara US$342 juta pada kuartal III/2020 akibat penerbangan internasional ditutup total.
Korean Air/Antara
Korean Air/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Korean Air membukukan rugi bersih kuartal III/2020 pada 5 November sebesar 385,93 miliar won atau setara US$342 juta (Rp4,8 triliun). Hal ini menunjukkan kegiatan bisnis maskapai di Negeri Ginseng itu tidak seindah cerita dalam drama korea.

Dikutip dari asianaviation.com, Senin (9/11/2020), maskapai itu merugi usai sebelumnya mencatatkan laba bersih 162,41 miliar won pada kuartal II/2020, terutama karena faktor-faktor yang berkaitan dengan pembayaran bunga dan kerugian kurs.

Maskapai penerbangan, seperti industri lainnya, mengalami penutupan total dalam penerbangan internasional meskipun bisnis kargo dan bisnis domestik telah membantunya mengatasi pandemi Covid-19.

Maskapai ini melaporkan pendapatan 1,55 triliun won, turun 52,8 persen pada 2020 dan turun 8,3 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Keuntungan operasinya turun 93,6 persen dibandingkan dengan 2019 menjadi 7,59 miliar won di kuartal kedua.

Adapun, dibandingkan degan kuartal sebelumnya, laba usaha turun 94,9 persen. Pendapatan dari bisnis transportasi kargo mencapai 1,16 triliun won pada kuartal ketiga. Maskapai tersebut menaikkan tingkat operasi pengangkut kargo di tengah kenaikan tarif pengangkutan, serta melakukan rekonfigurasi kabin pesawat.

Korean Airline menyebut terjadinya penurunan permintaan perjalanan akibat Covid-19 terus berlanjut. “Penurunan permintaan perjalanan akibat Covid-19 diproyeksikan akan berlanjut pada kuartal keempat, tetapi permintaan kargo diperkirakan akan meningkat karena faktor musiman,” kata Korean Air.

Maskapai tersebut telah membentuk tim satgas yang bertanggung jawab atas pengiriman vaksin yang dapat dikembangkan awal tahun depan. Korean Air meraih pendapatan sebesar 1,55 triliun won atau setara US$1,32 miliar dan laba operasional sebesar 7,6 miliar won setara US$6,47 juta pada kuartal III/2020.

Kenaikan tingkat operasi kargo dan perluasan transportasi kargo, seperti penggunaan pesawat penumpang, memungkinkan keuntungan operasional meski terjadi penurunan penjualan sebesar 53 persen tahun-ke-tahun karena penurunan permintaan penumpang yang disebabkan oleh Covid-19.

Bisnis kargo maskapai ini menghasilkan penjualan 1,16 triliun won (US$988 juta), melampaui penjualan kuartal kedua sebesar 1 triliun won (US$852 juta). Pengangkut memaksimalkan keuntungan dengan meningkatkan tingkat operasi kargo dan menggunakan pesawat penumpang yang diparkir sementara untuk meningkatkan pasokan kargo dan tingkat muatan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper