Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aturan Turunan UU Cipta Kerja jadi Penentu Pertumbuhan Investasi Asing

Kendala penurunan investasi tidak dialami oleh hampir seluruh negara. Oleh karena itu, pemerintah mendorong pengesahan Omnibus Law Cipta Kerja segera. Sekarang, implementasi dari undang-undang tersebut yang akan menjadi kunci.
Pemandangan gedung bertingkat di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P
Pemandangan gedung bertingkat di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Kondisi penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang terus menunjukkan peningkatan. Bahkan di tengah pandemi terus tumbuh. Kondisi sebaliknya dialami penanaman modal asing (PMA).

Hingga September, total PMDN sebesar Rp309,9 triliun atau naik 9,3 persen. Sementara itu investasi asing turun 5,1 persen, yaitu realisasinya Rp201,7 triliun. Di sisi lain, sudah ada 153 perusahaan asing yang mengantre masuk ke Indonesia. Ada yang terealisasi tahun ini, ada pula tertunda jadi 2021.

Kepala Ekonom BCA, David Sumual mengatakan bahwa realisasi yang tidak segera terlaksana dimungkinkan akibat pandemi Covid-19.

“Karena kalau dikerjakan perlu teknisi dari luar. Ini pasti ada hambatan juga di lapangan,” katanya saat dihubungi, Kamis (29/10/2020).

David menjelaskan bahwa penurunan investasi asing, bukan hanya terjadi di Indonesia, tapi juga seluruh dunia. Oleh karena itu, yang yang perlu dilakukan pemerintah adalah pembenahan aturan dan izin untuk memudahkan pengusaha untuk berbisnis.

Kendala itu menurutnya sudah dipetakan pemerintah dan dipecahkan melalui disahkannya Omnibus Law Cipta Kerja. Kunjungan Perdana Menteri Jepang, Suga ke Indonesia bisa menjadi sinyal positif. Ini adalah kesempatan yang harus dimanfaatkan.

“Tinggal sekarang bagaimana percepatan dan aturan implementasi omnibus law diselesaikan. Kedua, selain aturan, juga secara riil bagaimana nanti di lapangan pengejawantahan aturan tersebut bisa lancar atau tidak di lapangan,” jelasnya.

Di sisi lain terus meningkatnya PMDN di Indonesia menunjukkan bahwa gairah perekonomian di Indonesia masih bagus. Meski pertumbuhan turun, Tanah Air masih lebih baik dibandingkan negara lain terutama di tingkat Asean.

“Kita masih bisa bertahan karena salah satunya karena faktor domestik yang masih baik. Saya pikir pada triwulan IV/2020 akan ada pembalikan, akan lebih bergairah,” ucap David.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper