Bisnis.com, JAKARTA — Eni, perusahaan migas asal Italia, dan penasihatnya, Citi, menargetkan dapat meraih pemasukan US$1 miliar dari penjualan aset ladang gas di Australia.
Satu sumber yang mengetahui rencana tersebut seperti dikutip www.hydrocarbons-technology.com dari Reuters, Rabu (28/10/2020) menyatakan bahwa Medco Energi Internasional Indonesia dan konsorsium yang terdiri atas Australia Macquarie dan perusahaan E&P Neptune Energy sedang mengikuti penawaran tersebut.
Platform investasi infrastruktur global Morgan Stanley Infrastructure juga disebutkan telah menunjukkan ketertarikan pada penawaran tersebut.
Kantor berita tersebut mengutip salah satu sumber yang menyatakan, "Penjualan tersebut menghasilkan minat yang terbatas."
Penjualan aset ladang gas Australia adalah bagian dari rencana Eni untuk menjual aset noninti guna mengumpulkan dana setelah 'penurunan global' yang dipicu akibat pandemi virus corona baru (Covid-19).
Penjualan tersebut juga merupakan bagian dari rencana perusahaan untuk fokus pada bahan bakar energi yang lebih bersih.
Baca Juga
Sumber lain menyatakan bahwa "Penjualan tidak termasuk aset surya yang dimiliki grup di sana."
Salah satu sumber mengatakan bahwa Eni juga berusaha menjual asetnya di Pakistan dan Kongo, tetapi tidak mengungkapkan perincian lebih lanjut.
Pada Juli, Eni menemukan minyak di sumur baru di konsesi Meleiha barat daya di Gurun Barat Mesir.
Pada Juni, Eni dan Korea Gas Corporation menandatangani nota kesepahaman untuk lebih memperkuat kerja sama mereka di sektor energi.