Bisnis.com, JAKARTA - Kejelasan terkait dengan kelanjutan proyek Indonesia Deep Water Development (IDD) mulai menemui titik terang dengan adanya kabar Eni yang bakal menggantikan Chevron dalam proyek itu.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan apabila Eni jadi menggantikan Chevron maka terdapat beberapa hal positif karena bisa menurunkan biaya investasi dari fasilitas produksi yang telah dimiliki Eni.
Selain itu, nantinya proyek IDD bisa dihubungkan dengan fasilitas yang ada di Lapangan Jangkrik, Muara Bakau, yang telah dimiliki oleh Eni.
"Perkembangan terakhir Chevron sudah lebih mengerucut dengan Eni dan mungkin sedang finalisasi," katanya dalam rapat dengan pendapat dengan Komisi VII DPR, Rabu (30/9/2020).
Dalam proyek IDD, Chevron bertindak sebagai operator dan pemegang saham mayoritas sebesar 63%. Chevron menggarap proyek migas laut dalam ini bersama mitra perusahaan patungan lainnya, yakni Eni, Tip Top, PT Pertamina Hulu Energi (PHE), serta para mitra di Muara Bakau.
Proyek ini nantinya menggabungkan empat lapangan, yakni Lapangan Bangka, Gehem, Gendalo, dan Gandang. Lapangan Gehem, Gendalo, dan Gandang masuk di Blok Ganal.
Baca Juga
Adapun, Eni telah beroperasi di Indonesia sejak 2001. Saat ini, Eni memiliki portofolio aset yang besar dalam eksplorasi, produksi, dan pengembangan.
Kegiatan produksi Eni terletak di Cekungan Kutai, Kalimantan Timur dan lapangan Jangkrik di wilayah kerja Muara Bakau yang menghasilkan produksi lebih dari 600 MMscfd.