Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan migas asal Italia, Eni dinilai memiliki posisi yang baik untuk melanjutkan proyek Indonesia Deep Water Development.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto menjelaskan bahwa pada saat ini pihak PT Chevron Pacific Indonesia masih mengkaji tingkat keekonomian proyek tersebut. Namun, hingga saat ini pihaknya belum menerima pernyataan resmi dari CPI terkait dengan rencana pelepasan participating interest (PI) di proyek Indonesia Deep Water Development (IDD).
"Nah, kalau IDD ini tidak jalan-jalan kalau tidak ada yang ambil alih. Kalau ada yang mau PI ya, harus segera," katanya, Jumat (7/8/2020).
Menurut Dwi, dalam konsorsium di proyek IDD, terdapat perusahaan besar yang dinilai memiliki kemampuan yang mumpuni yakni Eni.
Adapun, untuk mitra baru yang bakal melanjutkan proyek tersebut, harus memiliki pengalaman yang baik.
"Jadi, ya, regardless di luar kesepakatan kedua belah pihak dalam itu, salah satunya ENI memiliki posisi yang bagus untuk bisa melanjutkan. Kan mereka punya fasilitas. Bisa diintegrasikan juga kan. Investasi bisa ditekan juga kan. Keekonomian bisa lebih baik," ungkapnya.
Baca Juga
Sebelumnya, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Migas Ego Syahrial mengungkapkan bahwa CPI menarwakan PI proyek IDD kepada Eni.
Rencana pelepasan PI di Blok IDD, katanya, sejalan dengan hengkangnya Chevron dari Blok Rokan.
"Sekarang kan ditawarkan ENI kira-kira gitu. Ya, tidak tahu pokoknya mereka saling menawarkan diri, yang saya tahu Chevron tawarkan diri kita tunggu saja," jelasnya.
Saat dikonfirmasi secara terpisah, Corporate Communication CPI Sonita Purnomo mengatakan bahwa pihaknya belum dapat membeberkan informasi terkait pelepasan PI proyek IDD.
Namun, perusahaan bersama dengan SKK Migas terus bekerja sama untuk membantu merealisasikan potensi proyek tersebut.
"Sesuai kebijakan, kami tidak dapat memberi informasi secara terperinci tentang negosiasi komersial," katanya kepada Bisnis, Jumat (7/8/2020).