Bisnis.com, JAKARTA — PT Hutama Karya menyatakan bahwa pinjaman dari Jepang untuk proyek jalan tol Trans-Sumatra tepatnya ruas Padang—Pekanbaru masih berproses.
Executive Vice President Hutama Karya Muhammad Fauzan mengatakan bahwa pihaknya dalam hal pinjaman luar negeri tersebut hanya menunggu perkembangan dari Kementerian PUPR.
"[Soal pinjaman Jepang] saat ini masih berproses di Kementerian PUPR, kami hanya menunggu saja," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (20/10/2020).
Sebelumnya, sampai dengan Juli lalu, progres pembangunan proyek jalan tol Trans-Sumatra, khususnya pada ruas Padang—Pekanbaru terus dilanjutkan oleh PT Hutama Karya.
Menurut Fauzan, saat ini perseroan membangun jalan tol ini secara paralel, dari arah Padang dan Pekanbaru.
"Saat ini konstruksi tol Padang—Pekanbaru terus berlanjut, misalnya, ruas Padang—Sicincin sepanjang 36 kilometer saat ini progres konstruksi mencapai 20 persen, lalu di ruas Pekanbaru—Bangkinang dengan panjang 40 kilometer saat ini progres konstruksi mencapai 30 persen," ujarnya kepada Bisnis, Senin (13/7/2020).
Baca Juga
Proyek jalan tol Padang—Pekanbaru terdiri atas enam seksi, yaitu Seksi 1 Padang—Sicincin, Seksi 2 Sicincin—Bukittinggi, Seksi 3 Bukittinggi—Payakumbuh, Seksi IV Payakumbuh—Pangkalan, Seksi V Pangkalan—Bangkinang, dan Seksi 6 Bangkinang—Pekanbaru. Secara keseluruhan jalan tol Pekanbaru—Padang akan ditargetkan beroperasi pada 2025.
Pembangunan jalan tol Pekanbaru—Padang senilai Rp78 triliun ini dilaksanakan oleh PT Hutama Karya melalui perjanjian pengusahaan jalan tol yang ditandatangani pada 11 Oktober 2017.
Menurut catatan Bisnis, sebagian pendanaan tol Padang—Pekanbaru khususnya pembangunan terowongan akan disokong pinjaman dari Jepang.
Panjang terowongan yang dibangun Kementerian PUPR sejauh 8,95 kilometer dengan kebutuhan dana US$420 juta. Pinjaman untuk pembangunan terowongan sudah masuk dalam Daftar Rencana Prioritas Pinjaman Luar Negeri atau green book.
Sesuai dengan rencana sebelumnya, jalan tol Padang—Pekanbaru dibangun sepanjang 245,80 kilometer.