Bisnis.com, JAKARTA – Tingkat hunian ruang perkantoran di kawasan pusat bisnis (central business district/CBD) dan non-CBD Jakarta tetap stabil sepanjang kuartal III tahun ini.
Head of Market Jones Lang LaSalle (JLL) Indonesia Angela Wibawa menuturkan tidak ada penambahan pasokan baru di CBD Jakarta pada kuartal III dan hal itu menyebabkan tingkat hunian cenderung stabil di angka 74 persen.
"Penyerapan pada kuartal ketiga ini didominasi oleh perpindahan penyewa dari gedung grade B ke gedung grade A," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual pada Kamis (15/10/2020).
Untuk kawasan non-CBD, terdapat satu gedung perkantoran baru yang selesai dibangun di Jakarta Utara seluas 20.000 m2. "Tingkat hunian di non-CBD juga masih stabil di angka 77 persen," ucapnya.
Head of Research JLL Indoensia James Taylor menambahkan penyerapan ruang sewa perkantoran pada kuartal III tahun ini kurang lebih 12.200 m2 dengan hampir setengahnya diisi oleh perusahaan berbasis teknologi seperti e-commerce.
"Harga sewa untuk bangunan kelas A masih turun 0,5 persen pada kuartal ketiga ini dibandingkan dengan kuartal," kata Taylor.
Baca Juga
Pada kuartal III, untuk ruang perkantoran di CBD tidak ada penambahan yang baru, karena masih banyak pasokan ruang kantor dari beberapa tahun sebelumnya.
Kondisi ruang perkantoran saat ini baik di CBD maupun non-CBD terdampak pandemi Covid-19 dengan sedikitnya permintaan akan ruang kantor dan perusahaan tengah berjuang dalam bisnis mereka.
"Dampak jangka pendek pandemi ini pada permintaan ruang kantor. Perusahaan tak melakukan ekpansi ruang kantor," tutur Taylor.