Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia memproyeksikan hampir seluruh subsektor industri manufaktur akan melanjutkan perbaikan indeks kinerja pada kuartal keempat 2020. Namun ada dua sektor yang justru masih memburuk di tengah pandemi dan penantian vaksin Covid-19 serta bayangan resesi Indonesia.
Bank Indonesia, dalam laporan berjudul Prompt Manufacturing Index-Bank Indonesia (PMI-BI), menyatakan bahwa pada triwulan keempat 2020, kinerja sektor industri pengolahan diprakirakan makin membaik walaupun masih dalam fase kontraksi.
"Meski demikian, subsektor logam dasar besi & baja mengalami penurunan dengan indeks terendah (39,81%)," demikian Bank Indonesia dalam laporan yang dirilis, Rabu (14/10/2020).
Selain itu, subsektor alat angkut, mesin dan peralatannya juga tercatat mengalami penurunan indeks di kuartal keempat 2020.
Subsektor logam dasar besi & baja tercatat mengalami penurunan indeks ke level kontraksi sejak kuartal pertama 2020, dan berlanjut ke titik terendah pada kuartal kedua 2020. Akan tetapi, pada kuartal ketiga subsektor ini mampu menggeliat meski masih di zona konstraksi.
Bulan lalu, pabrikan baja mengkhawatirkan dampak diterapkannya lagi PSBB Jakarta akan menekan produksi.
Baca Juga
"Kalau normal kami biasanya di level 70an persen. Jadi bulan-bulan ke depan kalau kondisi bisa terjaga sebenarnya kami proyeksi akan stabil di 50-60 persen, tetapi karena PSBB lagi ini jadi bingung. Jakarta kan barometer," ujar Wakil Ketua Gabungan Industri Produk Kawat Baja Indonesia (Gipkabi) Sindu Prawira kepada Bisnis, Selasa (15/9/2020).
Hal yang sama juga terjadi pada subsektor industri alat angkut, mesin dan peralatannya. Bahkan, sektor ini telah mengalami kontransi sejak akhir kuartal keempat 2019.
Pada kuartal ketiga, indeks kinerja keduanya membaik ke level tertinggi sepanjang tahun meski belum berhasil keluar dari zona kontraksi. Akan tetapi, kinerja kedua sektor tersebut diproyeksikan turun kembali di kuartal keempat 2020.
Berbeda dengan kedua subsektor tersebut, hampir seluruh subsektor industri pengolahan lainnya diproyeksikan mampu mencatatkan perbaikan kinerja PMI-BI pada kuartal terakhir 2020.
Subsektor tersebut mencakup makanan, minuman dan tembakau; tekstil dan produk tekstil serta alas kaki; barang kayu dan hasil hutan lainnya; kertas dan barang cetakan; pupuk, kimia, dan barang dari karet; serta semen dan barang galian nonlogam.
Membaiknya kinerja subsektor makanan, minuman dan tembakau diperkirakan sejalan dengan pelonggaran pembatasan di sejumlah daerah dan implementasi adaptasi kebiasaan baru (AKB), serta libur panjang di akhir tahun.
Prompt Manufacturing Index–Bank Indonesia (PMI-BI) adalah sebuah indikator yang menyediakan gambaran umum mengenai kondisi sektor industri pengolahan saat ini dan perkiraan triwulan mendatang.
Index diperoleh dari sekitar 900 perusahaan dengan skala usaha menengah hingga besar pada sektor industri pengolahan di 44 provinsi di Indonesia.