Bisnis.com, JAKARTA – Guna memperkuat ekspansi ke pasar ritel, PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) meluncurkan kemasan baru produk gula kristal putih Raja Gula.
Peluncuran produk yang dilakukan Senin, (12/10)/2020) di Jakarta ini juga bertujuan meningkatkan nilai tambah komoditas gula yang dihasilkan perusahaan serta menjaga ketersediaan dan keterjangkauan produk gula di masyarakat.
"Selain untuk meningkatkan nilai tambah, diharapkan keberadaan produk gula milik RNI dapat menstimulasi geliat bisnis UMKM di Tanah Air," kata Direktur Utama RNI Eko Taufik Wibowo, Senin (12/10/2020).
Pihaknya menegaskan bahwa sebagai produk BUMN, harga jual Raja Gula dipastikan tidak akan berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. Hal ini supaya warung, pelaku UMKM, maupun konsumen bisa memperoleh produk dengah harga yang lebih terjangkau.
Eko mengatakan, dalam pendistribusian Raja Gula, akan memprioritaskan kerja sama dengan warung serta pelaku UMKM.
Agar mudah didapatkan, distribusi Gula dilakukan melalui kantor perwakilan cabang Rajawali Nusindo RNI Group, serta secara online melalui e-commerce nushinushi.id milik Rajawali Nusindo serta Warung Pangan dan Mitra Warung Pangan yang dikelola BGR Logistic.
Baca Juga
“Saat ini Raja Gula telah tersebar di lebih dari 13.000 outlet diseluruh Indonesia. Distributor RNI terus bergerak memperluas spreading guna menambah sebaran outlet. Raja Gula sendiri dijual dengan harga rata-rata dikisaran Rp12.000 – Rp12.500 per kg,” ujarnya.
Menurut Eko, re-branding produk Raja Gula juga merupakan bagian dari agenda transformasi RNI yang tengah berjalan menuju penguatan lini bisnis pangan.
Diharapkan melalui perubahan kemasan dan tagline tersebut dapat memunculkan image baru Raja Gula sebagai produk gula yang bersahabat dari sisi kualitas dan harga sehingga dapat diterima oleh berbagai tingkatan konsumen.
“Produk Raja Gula diluncurkan pertama kali pada 2013, sejak saat itu manajemen belum melakukan sentuhan baru atau penyegaran terhadap brand tersebut. Untuk itu pada momen ulang tahun ke-56 RNI, kami mem-branding ulang produk Raja Gula agar memperkuat daya tarik konsumen,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Eko menjelaskan mengenai perbedaan produk Raja Gula baru dengan yang lama. Menurutnya, selain dari sisi kemasan, yang membedakan adalah segmen pasarnya.
Ketika diluncurkan 7 tahun lalu, Raja Gula disiapkan untuk menyasar pasar menengah ke atas atau memenuhi kebutuhan gula premium. Tetapisaat ini RNI lebih fokus menyiapkan Raja Gula sebagai produk yang dapat dijangkau oleh semua kalangan.
Menurutnya, hal ini sejalan dengan upaya RNI untuk turut berperan dalam mewujudkan ketahanan pangan melalui ketersediaan produk pangan yang berkualitas namun tetap terjangkau oleh masyarakat.
“Secara kualitas tetap sama, kami selalu menggunakan 100 persen gula tebu murni dan diolah berdasarkan quality control yang ketat sehingga menghasilkan kadar keputihan gula atau ICUMSA yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia,” kata Eko.
Selanjutnya, Eko menjelaskan, re-branding produk Raja Gula mepertegas komitmen RNI dalam melakukan hilirisasi guna meningkatkan nilai tambah serta memperkuat daya saing produk pangan dalam negeri.
Penguatan hilirisasi relevan dengan tujuan pembentukan BUMN Klaster Pangan yang saat ini diketuai oleh RNI, yaitu untuk menata rantai pasok komoditas pangan nasional dari hulu hingga hilir.
“Raja Gula merupakan salah satu dari sekian banyak produk pangan milik BUMN Klaster Pangan. Selanjutnya RNI akan meluncurkan berbagai jenis produk pangan lainnya seperti teh, minyak goreng, dan beras. Selain itu ada juga produk hand sanitizer yang terbuat dari etanol sebagai produk samping hasil pengolahan tebu. Saat ini konsepnya sedang dimatangkan,” ujarnya.