Bisnis.com, JAKARTA – Program Pelatihan Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian lewat Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya diklaim telah berdampak positif bagi para petani, khususnya para generasi petani milenial.
POPT BBPPTP Surabaya dan pendamping Desa organik Bayu Aji Nugroho mengatakan keberhasilan ini merupakan buah dari komitmen dan sinergi yang solid dari seluruh anggota kelompok tani. Keberhasilan program ini juga dinilai tidak bisa dilepasan dari peran para petani milenial.
Heri Tahan Muji (36), adalah salah satu petani peserta program tersebut yang sudah mulai merasakan dampaknya. Bayu mengatakan dia adalah contoh petani milenial yang telah berhasil memetik hasil positif dari program yang dilakukan BBPPTP Surabaya.
“Petani muda seperti Heri sangat diperlukan karena menginspirasi, dapat memotivasi, dan tekun mengembangkan kopi, sehingga dapat menghasilkan kopi yang berkualitas dan menambah pendapatan petani,” katanya melalui siaran pers, Kamis (8/10/2020).
Dia mengatakan peran petani milenial amat dinanti negara untuk bisa menciptakan inovasi pertanian dari hulu ke hilir, sehingga menciptakan nilai tambah komoditas pertanian. Para petani milenial harus terus didukung agar bisa memacu tumbuhnya petani-petani muda yang baru.
Adapun, Heri adalah petani dari Desa Sekarmojo, Kabupaten Pasuruan yang menjadi anggota kelompok tani Candi Mulyo. Dia dan kelompok taninya terpilih untuk bergabung dalam program Sertifikasi Desa Pertanian Organik berbasis komoditas perkebunan, berbagai kegiatan pembinaan mulai dari budidaya, pengendalian Hama dan Penyakit secara Organik, Peralatan Pasca Panen dan Pemasaran.
Heri menuturkan dirinya mulai menanam kopi bersama anggota kelompok tani lainnya mulai dari luasan 1 ha dan saat ini telah mencapai 15 ha. Pada awalnya kelompok tani Candi Mulyo ini menjual kopi dalam bentuk buah cherry kepada tengkulak dengan harga yang relatif murah.
“Waktu itu, kami menjual kopi dalam bentuk buah cherry karena tidak memiliki pengetahuan serta peralatan pasca panen,” katanya.
Secara perlahan, Heri terus mengembangkan kemampuan pengolahan dan produksi dan akhirnya mampu menghasilkan berbagai kopi dan olahannya, seperti jenis natural, semiwash, fullwash, wine dan honey, baik robusta maupun arabika.
Semua hasil panen kopi anggota kelompok tani dibeli oleh Heri untuk diproses hingga menjadi kopi yang enak dan nikmat. Dalam satu bulan heri mampu menjual kopi hingga 2.500 kg/bulan dengan omset rata-rata Rp100 juta.
Selain itu, keberhasilan Heri juga memberi dampak terhadap lapangan pekerjaan bagi ibu-ibu dan pemuda masyarakat sekitar. Heri melibatkan mereka dalam proses pascapanen, seperti sortasi buah, fermentasi, soratasi biji, sangrai, packing, promosi, hingga pemasaran.