Bisnis.com, JAKARTA - Bea Cukai terus mendorong penataan ekosistem logistik nasional untuk peningkatan efisiensi aktivitas perekonomian.
Data Ditjen Bea Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menunjukkan bahwa biaya logistik mencapai 23,5 persen dari produk domestik bruto (PDB) lebih tinggi dari negara di kawasan ASEAN termasuk Malaysia yang hanya 13 persen dari PDB.
"Kita menginginkan supaya lebih efisien, jadi masing-masing entitas saling bergandengan sehingga pekerjaan yang berulang-ulang (di pelabuhan) bisa dikecilkan," kata Kepala Sub Direktorat Impor Ditjen Bea Cukai Djanurindo Wibowo dalam Grand Launching Single Submission Joint Inspection Pabean - Karantina di KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung Emas yang dikutip Bisnis, Rabu (7/10/2020).
Otoritas,katanya, telah menerapkan sejumlah terobosan untuk mendorong efisiensi salah satunya dengan inspeksi bersama antara bea cukai dengan karantina. Pelabuhan Tanjung Emas menjadi salah satu pelabuhan yang termasuk awal menerapkan kebijakan tersebut.
Sementara itu Kepala KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung Emas Anton Martin mengemukakan bahwa pihaknya tekah melakukan beberspa kali simulasi untuk menerapkan single submisson inspeksi bersama dengan pihak karantina.
Proses tersebut dimulai dengan pembentukan SOP bersama pada tanggal 18 Juni hingga piloting kepada 10 importir dan 6 penyedia perusahaan pengurus jasa kepabeanan (PPJK).
Baca Juga
Mekanisme pemeriksaan bersama ini dimulai dari berbagai tahapan. Namun khusus di Tanjung Emas, pemeriksaan bisa dilakukan kepada 4 peti kemas sekaligus.
"Kami telah memiliki CCTV untuk monitoring kegiatan pemeriksaan," tukasnya.