Bisnis.com, JAKARTA - Pelabuhan Patimban, kabupaten Subang, Jawa Barat akan menjadi senjata pemerintah untuk menyerap pertumbuhan volume ekspor otomotif. Pada 2025, ekspor roda empat atau lebih diperkirakan mencapai 700.000 unit hingga 800.000 unit atau naik sekitar 4 kali lipat dari tahun lalu.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa pada 2025 produksi kendaraan roda empat atau lebih diperkirakan mencapai 2 juta unit. Sekitar 30 persen hingga 40 persen di antaranya akan mengisi pasar ekspor.
“Kalau 40 persen dari 2 juta itu kan bisa mencapai sekitar 700-800 ribu sedangkan ekspor pada hari ini melalui pelabuhan tanjung priok sekitar 200.000 kendaraan,” kata Airlangga usai rapat terbatas dengan Presiden Jokowi, Selasa (22/9/2020).
Dia melanjutkan bahwa saat ini satu pabrikan Korea Selatan tengah menambah kapasitas produksi sebanyak 50 persen untuk ekspor. Dengan demikian peta jalan ekspor mobil Indonesia diperkirakan sesuai rencana.
Airlangga melanjutkan bahwa Pelabuhan Patimban bukan hanya memiliki potensi meningkatkan ekspor industri otomotif saja. Banyak industri lain di kawasan Segitiga Rebana dapat memanfaatkan Patimban.
“Banyak industri lain sehingga tentunya ada pelabuhan kontainer yang akan selesai di tahap berikutnya akan membantu ekspor kita,” kata Airlangga.
Baca Juga
Adapun pelabuhan yang berada di kawasan Segitiga Rebana ini rencananya akan soft launching pada November tahun ini. Airlangga mengatakan Pelabuhan Patimban menyedot nilai investasi sebesar Rp43,2 triliun. Kebutuhan lahan sebesar 369 hektare dengan backup area 345,2 hektare.
“Dan ini progresnya untuk dermaga dan reklamasi 81,98 persen selesai untuk breakwater dan sea wall 55,62 selesai selesai. Kemudian untuk paket akses bridge itu 11,95 persen, sedangkan akses road sudah 98,27 persen, kemudian yang terkait dengan backup area 79 persen,” kata Airlangga usai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo, Selasa (22/9/2020).
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jabar Hery Antasari mengatakan, pembangunan Tahap I yang sudah mencapai lebih dari 90 persen termasuk di dalamnya reklamasi dan aksesnya. Paling lambat di 2022 Pelabuhan Patimban sudah beroperasi lebih dulu untuk melayani bongkar muat produksi otomotif.