Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembeli Rumah Segmen Menengah ke Bawah Tetap Ada

Kalangan pengembang melihat di tengah kondisi ekonomi yang tertekan akibat pandemi corona, peminat atau calon pembeli rumah atau hunian segmen menengah ke bawah tetap ada.
Ilustrasi proyek pembangunan rumah bersubsidi./Bisnis/Abdurachman
Ilustrasi proyek pembangunan rumah bersubsidi./Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Minat konsumen untuk membeli rumah segmen menengah ke bawah masih tetap ada.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Aliansi Pengembang Perumahan Nasional (Appernas) Jaya Andre Bangsawan mengatakan minat pembelian rumah nasyarakat berpenghasilan rendah (MBR) mengalami penurunan yang tak signifikan.

Hal itu terlihat dari sejumlah daerah kegiatan pembangunan perumahan terlihat masih didominasi rumah untuk MBR.

"Sebagai perbandingan, di Gorontalo, peminatnya tetap seperti biasanya. Kalau di Jakarta sudah pasti berdampak, terutama pada perumahan-perumahan komersial," ujarnya kepada Bisnis pada Senin (21/9/2020).

Adapun penurunan penjualan rumah segmen menengah ke bawah sepanjang tahun ini mencapai 20 persen hingga 35 persen.  Namun demikian, saat ini para anggota asosiasi tetap mencari peluang pasar untuk dapat menjual rumah. 

"Ini akan membaik bila didukung regulasi oleh pemerintah yang memberikan kemudahan seperti menundaan pwmbayaran kewajiban oleh devoloper ke perbankan," kata Andre.

Chief Executive Officer PT Mustika Land David Sudjana menuturkan pasar segmen menengah hingga menengah bawah sangat berkembang.

Adapun faktor yang paling menarik di pasar segmen menengah yakni karena pasar yang masih gemuk dan memiliki kemampuan daya beli yang terus menguat.

"Sebagian besar kelas menengah merupakan tenaga kerja profesional dan kreatif yang tidak hanya menggantungkan pada pendapatan gaji. Mereka bisa menciptakan bisnis sampingan secara online dan passive income lainnya. Oleh karena itu, daya beli mereka relatif baik," ucapnya.

Selain itu, peningkatan pasar segmen properti menengah ini karena keluarga-keluarga muda yang belum memiliki rumah.

Oleh karena itu, produk rumah di segmen menengah dan segmen bawah memiliki tantangan tersendiri, karena pengembang perlu jeli menciptakan keseimbangan antara harga jual, desain, dan fasilitas yang disesuaikan dengan daya beli masyarakat.

"Gaji masyarakat Indonesia rerata kalah cepat naiknya dengan harga rumah, sehingga kalau dilihat dari ukuran luas rumah yang sanggup dibeli masyarakat, ukuran rumah yang sanggup dibeli semakin kecil ukurannya dari tahun ke tahun," tutur David.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper