Bisnis.com, JAKARTA - Manajemen Pelaksana (PMO) Prakerja telah mencabut 180.000 status kepesertaan Kartu Prakerja dari gelombang I sampai IV. Jumlah ini setara dengan 3,84 persen dari total 4,68 juta peserta yang telah terjaring dalam 8 gelombang sampai 17 September 2020.
Head of Communications Manajemen Pelaksana Program Kartu (PMO) Prakerja Louisa Tuhatu menjelaskan pembatalan kepesertaan ini dilakukan lantaran penerima manfaat tidak melakukan pemilihan pelatihan dalam 30 hari sejak ditetapkan sebagai peserta. Mekanisme pembatalan sendiri telah diatur dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian No. 11/2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Presiden No. 36/2020 tentang Pengembangan Kompetensi Kerja Melalui Program Kartu Prakerja.
“Kami membatalkan kepesertaan 180.000 orang dari gelombang I sampai IV karena mereka tidak melakukan pelatihan 1 dalam 30 hari sejak ditetapkan sebagai peserta,” kata Louisa dalam siaran pers, Jumat (18/9/2020).
Hasil penelusuran PMO menunjukkan ada tiga alasan utama yang menyebabkan peserta ini tak mengambil pelatihan dalam kurun yang ditetapkan. Louisa menjelaskan alasan tersebut mencakup peserta telah memperoleh pekerjaan, peserta lupa password untuk mengakses akun, dan tidak mengetahui langkah yang dilakukan usai ditetapkan sebagai peserta.
Louisa mengemukakan bahwa PMO Prakerja telah melakukan sosialisasi di berbagai kanal sejak 20 Maret dan menyediakan media agar peserta dapat bertanya. Pesan pengingat pun telah dikirimkan 7 hari sebelum masa pengambilan pelatihan berakhir.
Ditemukannya peserta yang dicabut kepesertaannya ini pun disayangkan pihak PMO mengingat tingginya animo pendaftaran. Sampai 17 September, pendaftar di situs prakerja.go.id telah mencapai 23,8 juta orang dengan 18,7 juta pendaftar yang lolos verifikasi e-mail.
Baca Juga
Sampai gelombang 8 Kartu Prakerja, terdapat 4,68 juta orang pendaftar yang memperoleh surat keputusan sebagai peserta Prakerja dan 3,4 juta orang di antaranya telah membeli pelatihan. Kuota total Kartu Prakerja sendiri ditetapkan berjumlah 5,6 juta orang.
“Sayang sekali ada orang-orang yang tidak memanfaatkan Kartu Prakerja di tengah tingginya minat ini,” ujarnya.