Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Gas Bontang, Pertamina Bakal Ikuti Arahan Pemerintah

Tidak diperbaruinya kontrak tersebut tidak diperbarui karena adanya kondisi kelebihan pasokan oleh Jepang.
Fasilitas produksi Pertamina Hulu Mahakam. Istimewa/SKK Migas
Fasilitas produksi Pertamina Hulu Mahakam. Istimewa/SKK Migas

Bisnis.com, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) mengikuti arahan pemerintah terkait dengan penjualan gas Bontang yang tidak diperpanjang oleh pembeli dari Jepang.

VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan komitmen untuk ekspor liquefied natural gas (LNG) juga dipengaruhi oleh produksi, kebutuhan dalam negeri, dan juga kebutuhan tujuan ekspor.

Dengan demikian, tidak diperpanjangnya komitmen oleh Western Buyer Extention (WBX) dipengaruhi oleh faktor eksternal yang terjadi oleh pembeli.

"Pertamina akan menindaklanjuti arahan pemerintah terkait dengan berakhirnya kontrak tersebut. Ada yang sedang dalam proses perpanjangan juga, tapi kami belum dapat menyampaikan detailnya," katanya kepada Bisnis, Senin (14/9/2020).

Sebelumnya,  Susana Kurniasih, Plt. Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, membenarkan kabar tidak diperpanjangnya kontrak jual beli LNG oleh sejumlah perusahaan Jepang tersebut.

Dia menuturkan bahwa kontrak tersebut tidak diperbarui karena adanya kondisi kelebihan pasokan oleh Jepang. Tetapi, Susana mengatakan bahwa komitmen dari gas Bontang yang ditinggalkan oleh pembeli Jepang seluruhnya sudah mendapakatkan komitmen baru.

“Telah ada komitmen dengan Kyushu untuk periode 2021—2022 masing-masing dua kargo. Selain itu, terdapat deal dengan Shell untuk periode 2021—2025 total 25 kargo,” katanya kepada Bisnis, Jumat (11/9/2020).

Mengutip dari Bloomberg, sumber yang mengetahui kabar menyebutkan bahwa Kyushu Electric Power Co., salah satu dari enam perusahaan utilitas Jepang dalam konsorsium pembeli, tidak akan memperbarui kontraknya. Toho Gas Co. juga akan mengakhiri kontrak.

Kyushu Electric tidak memiliki rencana untuk memperbarui karena memiliki kelebihan pasokan, kata Hiroyuki Tsunetomi, seorang pejabat eksekutifnya, dalam wawancara telepon pada Selasa (8/9/2020).

Toho, menurut orang yang mengetahui hal tersebut, menginformasikan kepada Pertamina bahwa kontrak jual beli LNG Bontang tidak akan diperpanjang karena alasan harga yang lebih mahal. Ketika dikonfirmasi, seorang juru bicara Toho menolak berkomentar terkait dengan informasi tersebut.

Adapun, Juru Bicara Jera Co. Atsuo Sawaki menuturkan bahwa perusahaan sedang mempertimbangkan bagaimana mendapatkan volume yang diperlukan setelah kontrak berakhir pada akhir Desember mendatang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper