Bisnis.com, JAKARTA – Para pengelola dan penyelenggara pendidikan menyatakan pandemi Covid-19 telah membuat bisnis bidang pendidikan di Tanah Air terpuruk.
"Selama ini kita tahu, kalau pendidikan itu trennya akan selalu naik. Tapi baru kali ini, dalam 25 tahun bisnis pendidikan masuk dalam krisis," ujar Chief Financial Officer PT Stella Maris International, Pierre Sanjaya, dikutip dari Antara, Selasa (15/9/2020).
Pierre menjelaskan ada beberapa aspek yang menyebabkan sektor pendidikan terpuruk selama pandemi, mulai dari orang tua, murid, guru, hingga perangkatnya.
Bagi orang tua, pandemi Covid-19 membuat orang tua menyediakan ruang dan waktu khusus untuk membimbing anaknya belajar. Sebaliknya untuk guru, harus belajar ekstra dan tidak semua guru siap dengan fasilitas pembelajaran di rumah.
"Sedangkan untuk murid, mereka lebih senang belajar di sekolah karena bisa bertemu teman dan ada waktu untuk istirahat maupun olahraga," tambah dia.
Dia mengapresiasi pemerintah yang memberikan subsidi kuota internet kepada guru dan siswa. Sebelumnya, ketersediaan kuota internet menjadi kendala dalam pendidikan jarak jauh.
Baca Juga
Dalam menghadapi pandemi, penyelenggara sekolah dengan kurikulum nasional dan internasional selalu berinovasi dengan membuat platform yang membantu pembelajaran.
Sementara itu, Direktur Utama Ghanesa Group, Bayu Rheksa Nugraha mengatakan pendapatan mereka berkurang hingga 90 persen akibat pandemi Covid-19.
"Seharusnya tahun ajaran baru ini 'masa panen', namun kini 'gagal panen', karena sekolah juga ditutup dan pembelajaran dilakukan di rumah," kata Bayu.
Untuk mengatasi hal itu, ia berinovasi dengan meluncurkan program baru dengan menyasar masyarakat umum dan tidak lagi berorientasi pada siswa. Perusahaannya saat ini menyediakan kompetensi yang dibutuhkan masyarakat terutama pada masa pandemi Covid-19.