Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Butuh Dukungan Pemda Tekan Kemiskinan di Single Digit

Pemerintah pusat saat ini telah menetapkan seluruh program pemulihan ekonomi khusus perlindungan sosial telah diperpanjang dengan tujuan menekan kemiskinan. Pemerintah daerah diharapkan mendukung kebijakan ini.
Warga beraktivitas di permukiman yang terletak di bantaran Sungai Cisadane, Bogor, Jawa Barat, Rabu (4/10)./ANTARA-Yulius Satria Wijaya
Warga beraktivitas di permukiman yang terletak di bantaran Sungai Cisadane, Bogor, Jawa Barat, Rabu (4/10)./ANTARA-Yulius Satria Wijaya

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah terus berupaya untuk menekan kemiskinan di tengah pandemi Covid-19 yang belum menunjukkan tanda berhenti. Target hingga akhir tahun berkisar antara 9,7 persen hingga 10,2 persen.

Staf Khusus Menteri Keuangan Candra Fajri Ananda mengatakan bahwa saat ini seluruh program pemulihan ekonomi khusus perlindungan sosial telah diperpanjang dengan tujuan menekan kemiskinan.

“Diharapkan pemerintah daerah, termasuk provinsi dan kabupaten/kota juga memfokuskan pada dampak Covid-19 ini. Termasuk perlu mendesain program pemulihan ekonomi daerah,” katanya saat dihubungi Bisnis, Kamis 9/9/2020).

Candra menjelaskan bahwa dengan upaya dan dukungan seperti itu, harapannya tingkat kemiskinan bisa di bawah 10 persen. Di sisi lain pemerintah akan melihat seberapa efektif program tersebut mampu menahan jumlah orang miskin.

“Makanya program pemulihan ini akan dilanjutkan di 2021 dengan penambahan nilainya pada beberapa program,” jelasnya.

Sebelumnya, Peneliti Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Rusli Abdullah mengatakan bahwa pandemi menggerus kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Sejak pertama kali kasus ditemukan pada awal Maret, dalam 6 bulan angka kemiskinan naik sebesar 1,63 juta atau 0,56 persen. Kenaikan angka ini sama dengan usaha penurunan kemiskinan selama 1,5 tahun sejak Maret 2018 hingga September 2019.

Karena kesejahteraan jauh dari membaik, Rusli menuturkan bahwa target penurunan kemiskinan menjadi berat. Bulan ini, dia prediksi berada di dua digit atau 10,34 persen.

“Saya menggunakan asumsi angka kemiskinan September 2020 sama dengan penambahan antara September 2019 sampai Maret 2020,” katanya, Rabu (8/9/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper