Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini 20 Wilayah Kerja Panas Bumi yang Dieksplorasi hingga 2024

Kementerian ESDM berencana melakukan pengeboran eksplorasi sebanyak 20 wilayah kerja panas bumi hingga 2024.
Pekerja melakukan pemeriksaan rutin jaringan instalasi pipa di wilayah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Salak yang berkapasitas 377 megawatt (MW) milik Star Energy Geothermal, di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (4/4/2018)./JIBI-Rachman
Pekerja melakukan pemeriksaan rutin jaringan instalasi pipa di wilayah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Salak yang berkapasitas 377 megawatt (MW) milik Star Energy Geothermal, di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (4/4/2018)./JIBI-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah berencana melakukan pengeboran eksplorasi atau government drilling sebanyak 20 wilayah kerja panas bumi selama 4 tahun ke depan.

Ida Nuryatin Finahari, Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, mengatakan government drilling merupakan salah satu strategi pemerintah untuk mengakselerasi pengembangan panas bumi.

"Pengeboran eksplorasi oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas data wilayah kerja panas bumi sebelum ditawarkan kepada badan usaha," ujar Ida dalam  Digital Indonesia International Geothermal Convention (DIIGC) 2020, Rabu (9/9/2020).

Sepanjang 2020-2024, pemerintah akan melakukan pengeboran pada 20 wilayah kerja panas bumi (WKP) dengan potensi sumber daya mencapai 1.844 megawatt (MW) dan rencana pengembangan hingga 683 MW.  

Ida menuturkan, nantinya setelah dilakukan pengeboran eksplorasi, pemerintah akan menawarkan WKP-WKP tersebut kepada badan usaha untuk dikembangkan melalui proses tender.  

Government drilling diharapkan dapat meningkatkan minat investor dalam mengembangkan panas bumi karena faktor risiko kegagalan dalam eksplorasi panas bumi telah ditanggung oleh pemerintah, sehingga mampu menurunkan harga jual listrik dari panas bumi.

Berikut perincian lokasi (WKP) pengeboran eksplorasi oleh pemerintah:

Aceh: Lokop (Sumber Daya/SD: 41 MW, Rencana Pengembangan/RP: 20 MW)

Sumatra Utara: Sipoholon Ria-Ria (SD: 60 MW, RP:20 MW)

Kalimantan Utara: Sajau (SD:17 MW, RP:13 MW)

Sulawesi Tengah: Bora Pulu (SD:123 MW, RP:40 MW), Marana (SD:70 MW, RP:20 MW)

Sulawesi Selatan: Bittuang (SD: 28 MW, RP:20 MW), Limbong (SD:20 MW, RP:5 MW)

Maluku Utara: Jailolo (SD:75 MW, RP:30 MW)

Maluku: Banda Baru (SD:54 MW, RP:40 MW)

NTT: Nage (SD:39 MW, RP:20 MW), Maritaing (SD:190 MW, RP:30 MW)

NTB: Sembalun (SD:100 MW, RP: 20 MW)

Bali: Gunung Batur-Kintamani (SD: 58 MW, RP:40 MW)

Jawa Tengah: Guci (SD:100 MW, RP:55 MW)

Jawa Barat: Cisolok Cisukarame (SD:45 MW, RP 20 MW), Gunung Galunggung (SD:289 MW, RP110 MW), Gunung Tampomas (SD:100 MW, RP:45 MW), Gunung Ciremai (SD:60 MW, RP: 55 MW), Gunung Papandayan (SD:195 MW, RP:40 MW)

Banten: Gunung Endut (SD:180 MW, RP:40 MW)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper