Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia memperkiaran laju inflasi akan mengalami peningkatan pada akhir 2020.
Sebagai catatan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi deflasi 0,05 persen pada Agustus 2020. Deflasi pada Agustus tersebut merupakan yang kedua kalinya pada tahun ini sehingga memperkuat sinyal pelemahan daya beli.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo mengatakan ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi peningkatan inflasi di akhir tahun, yaitu ekspektasi pedagang eceran bahwa harga barang akan meningkat, serta adanya hari besar keagamaan di akhir tahun.
Selain itu, pada periode Oktober dan November, biasanya pasokan akan terbatas karena dipengaruhi musim hujan sehingga akan menyebabkan kenaikan harga barang.
"Kemudian di Desember ada hari besar keagamaan. Jadi itu yang akan mempengaruhi inflasi di paruh kedua tahun ini," jelasnya, Rabu (2/9/2020).
Dody menguataran, dampak dari skema burden sharing dengan pemerintah belum akan berdampak pada inflasi tahun ini, melainkan pada 2021.
Baca Juga
Namun, BI juga telah menakar dampak dari implementasi burden sharing tersebut dengan memperkirakan inflasi ada pada kisaran 3 plus minus 1 persen.
"Respon kebijakannya tentu kondisi sekarang inflasi tetap rendah, tentunya BI merasa tidak perlu menerapkan kebijakan ketat untuk mengelola likuiditas," tuturnya.
Sementara pada tahun ini, BI memperkirakan inflasi akan mencapai batas bawah sasaran BI. BI sebelumnya memproyeksikan inflasi akan berada pada kisaran 3 plus minus 1 persen.