Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Meski PMI Naik, Ekspansi Industri Masih Tergantung Covid-19

Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia dari IHS Markit mencatatkan kenaikan dari 46,9 pada Juli 2020 menjadi 50,8 pada Agustus 2020.
Pekerja menyelesaikan pembuatan perangkat alat elektronik rumah tangga di PT Selaras Citra Nusantara Perkasa (SCNP), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/8/2020). Bisnis/Abdullah Azzam
Pekerja menyelesaikan pembuatan perangkat alat elektronik rumah tangga di PT Selaras Citra Nusantara Perkasa (SCNP), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/8/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia dari IHS Markit mencatatkan kenaikan dari 46,9 pada Juli 2020 menjadi 50,8 pada Agustus 2020.

Capaian PMI pada Agustus ini menjadi yang tertinggi dalam kondisi bisnis di Tanah Air sejak pandemi mulai menekan bisnis pada Februari 2020.

Kepala Center of Industry, Trade, and Investment Indef Andry Satrio Nugroho mengatakan meski PMI sudah di atas, untuk tren ekspansi industri diperkirakan masih berusaha untuk menahan dahulu paling tidak sampai pertengahan 2021 atau sampai vaksin sudah pada tahap dikomersialisasi.

"Hal itu tentu karena ketidakpastian di dalam negeri dan global menjadi faktor penyebabnya utamanya," katanya kepada Bisnis, Selasa (1/9/2020).

Andry menyebut tantangan yang paling terasa adalah bagaimana Covid-19 ini mampu menghentikan industri untuk berproduksi bahkan di era new normal saat ini, dan telah terjadi di sejumlah kawasan industri.

Menurutnya contoh paling nyata adalah Unilever dan LG. Andry menegaskan adanya absen dari pemerintah untuk meningkatkan pencegahan penularan covid-19 dan bagaimana seharusnya industri bisa memfasilitasi karyawannya untuk test.

"Langkah yang dilakukan LG itu tepat. Mereka tidak hanya menggunakan rapid, tetapi juga swab test. Inisiasi pelaku sendiri ini yang patut diapresiasi. Ternyata benar ditemukan banyak yang positif. Lalu, konsekuensinya adalah industri berhenti untuk berproduksi," ujarnya.

Andry berharap memang perlu ada upaya pemerintah untuk melakukan surveillence di kawasan industri, memetakan industri yang rawan penularan, tidak berhenti pada protokol kesehatan saja.

Sehingga potensi penularan di kawasan industri dapat diminimalisir dan tidak membuat industri berhenti berproduksi. Pasalnya jika hal ini tidak segera dievaluasi dan diperbaiki secara berkelanjutan maka bukan tidak mungkin PMI pada bulan-bulan selanjutnya akan kembali melandai.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper