Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PPI Kembali Ekspor Coconut Charcoal ke Sri Lanka

Indonesia berpeluang untuk menonjolkan produk-produk kelapa yang masih memiliki permintaan tinggi, termasuk coconut charcoal.
Dua model menunjukkan logo baru PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) saat peluncurannya di Jakarta, Selasa (31 / 3). Antara
Dua model menunjukkan logo baru PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) saat peluncurannya di Jakarta, Selasa (31 / 3). Antara

Bisnis.com, JAKARTA — PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) kembali melakukan ekspor coconut charcoal (arang kelapa) ke Sri Lanka.

Perusahaan pelat merah ini bakal mengirim 100 ton dari total 1.000 ton coconut charcoal melalui Pelabuhan Tanjung Priok menuju Colombo, Sri Lanka, pada 3 September 2020 mendatang.

Adapun, ini bukan pertama kalinya PPI melakukan ekspor coconut charcoal Sri Lanka. Sebelum pandemi melanda, PPI juga mengekspor 600 ton coconut charcoal dengan spesifikasi khusus ke nagara yang dulu dikenal dengan nama Ceylon ini.

Direktur Utama PT PPI Fasika Khaerul Zaman menilai ekspor merupakan salah satu upaya untuk dapat memberikan kontribusi yang positif bagi Indonesia, memotivasi seluruh pelaku usaha dan bisnis Indonesia serta berperan aktif menyumbangkan devisa. 

“Supaya kami dapat berkontribusi dalam program pemulihan ekonomi nasional di masa pandemi Covid-19 in,” ujar Fasika dalam keterangan resmi, Senin (31/8/2020).

Menurutnya, melalui ekspor ini PPI turut berperan aktif membantu para pengrajin dan petani arang sebagi penyedia bahan baku untuk mendapatkan penghasilan dan meningkatkan kesejahteraan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Dia menuturkan Indonesia merupakan salah satu negara produsen dan eksportir kelapa di dunia. Dari total nilai ekspor kelapa dunia pada 2019 sebesar US$11,6 miliar, Indonesia menguasai US$2,17 miliar.

Namun, nilai tersebut tergolong kecil bila dibandingkan potensi yang belum dikelola dengan maksimal. Apalagi perdagangan kelapa dunia tahun 2020 akan turun tetapi tidak besar dan tidak untuk seluruh produk.

Meskipun demikian, Fasika menilai ini dapat menjadi peluang bagi Indonesia untuk bisa menonjolkan produk-produk kelapa yang masih memiliki permintaan tinggi, termasuk coconut charcoal. 

“Ketika negara lain kesulitan memenuhi permintaan, ini jadi kesempatan untuk Indonesia menggantikan dan PPI mengambil peluang ini. Dalam jangka panjang prospeknya positif meskipun banyak tantangan yang harus diatasi,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper