Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kapasitas Penumpang Angkutan Umum Bisa Direvisi, Ini Syaratnya

Penambahan kapasitas penumpang angkutan umum tinggal menunggu hasil koordinasi antara Kemenhub dengan Satgas Penanganan Covid-19.
Pengemudi angkutan umum online menunggu penumpang di Bekasi, Jawa Barat, Rabu (15/5/2019)./ANTARA-Risky Andrianto
Pengemudi angkutan umum online menunggu penumpang di Bekasi, Jawa Barat, Rabu (15/5/2019)./ANTARA-Risky Andrianto

Bisnis.com, JAKARTA - Penambahan kapasitas angkutan darat kini masih menanti hasil koordinasi antara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dengan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19. Jika aturan kriteria penumpang berubah, kapasitas maksimal pun akan direvisi.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan pada Agustus 2020 ini kapasitas maksimal angkutan darat mencapai 80 persen.

"Kalau akan ubah skema dan ada rencana, kami masih tunggu, apakah nanti dalam waktu dekat dari Satgas ini mengubah Surat Edaran No. 9/2020, karena semua referensi ada dari SE Gugus Tugas, belum ada penggantian, saya masih berlakukan yang SE No. 11/2020," jelasnya saat dihubungi Bisnis.com, Kamis (27/8/2020).

Dia juga mengakui saat ini kebijakan sudah semakin menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Contohnya, Pemprov DKI Jakarta yang sudah menyiapkan beberapa kebijakan baru.

Budi menegaskan pihaknya dalam waktu dekat akan berkoordinasi dengan Satgas Penanganan Covid-19 dan akan menyesuaikan dengan aturan dari eksekutor tertinggi dalam perang melawan pandemi Covid-19 ini.

"Kapasitas kami di angkutan darat AKAP sudah dinaikan dari 70 persen, di Agustus itu 80 persen. Namun demikian, secara faktual, produksi angkutan bus AKAP masih jauh walaupun sudah dibuka demikian oleh pemerintah, belum banyak yang menggunakan bus," jelasnya.

Dia menyebut beberapa operator bus sudah melaporkan ke pihaknya terjadi peningkatan hingga 30 persen dibandingkan dengan saat Covid-19 awal dan masa pelarangan mudik Lebaran 2020.

Pihaknya pun akan membuat riset mandiri mengenai seberapa besar permintaan pengguna jasa bus pasca pandemi Covid-19. Melalui kajian tersebut, pihaknya pun dapat membentuk kebijakan yang lebih sesuai kondisi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper