Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebutkan performa perdagangan selama Juli 2020 masih memberikan sinyal peningkatan aktivitas industri di dalam negeri meski importasi bahan baku/penolong turun dibandingkan dengan Juni 2020.
Impor bahan baku/penolong tercatat turun 2,5 persen pada Juli. Meski demikian, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Didi Sumedi mengemukakan bahwa sebulan sebelumnya impor bahan baku/penolong justru tumbuh 24,01 persen dibandingkan dengan Mei dan impor barang modal naik sampai 27,35 persen.
“Memang untuk impor turun, tapi impor saat Juni untuk bahan baku/penolong naik. Barang modal juga naik signifikan. Ini juga menunjukkan industri sudah mulai rebound dan sebagai sinyal positif ekspor masih bisa naik,” kata Didi saat dihubungi Bisnis.com, Selasa (18/8/2020).
Didi mengemukakan penurunan impor bahan baku/penolong bisa saja disebabkan oleh masih tersedianya stok pada Juni. Namun peningkatan pada Juni yang signifikan dibandingkan dengan Mei disebutnya merupakan sinyal bahwa kebutuhan industri pengolahan di dalam negeri telah meningkat.
Hal ini pun sejalan dengan kenaikan ekspor industri pengolahan yang tumbuh berturut-turut sebesar 15,96 persen pada Juni dan 16,95 persen pada Juli.
Selain itu, dia pun mengemukakan kenaikan impor barang modal merupakan cerminan dari adanya relokasi industri-industri baru dari luar negeri serta adanya investasi di dalam negeri yang kembali aktif.
Baca Juga
“Neraca dagang kita tentunya berharap bisa positif sampai akhir. Tapi untuk peningkatan ekspor yang terpenting di ujung tombak perwakilan di luar negeri, bagaimana menjadi market agent,” ujarnya.