Dedikasi Pertamina untuk Indonesia Maju: HUT Ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia

Pertamina senantiasa memegang teguh amanat undang – undang untuk senantiasa menjadi lokomotif penggerak ekonomi nasional untuk mendukung visi Indonesia Maju. Kemajuan ekonomi nasional mesti ditopang energi yang tangguh, kuat dan mandiri.
Presiden Jokowi mengunjungi area pengembangan industri petrokimia yang terintegrasi dengan kilang nasional di Kabupaten Tuban, Jawa Timur  pada 21 Desember 2019 yang lalu. Pertamina selalu menekankan pentingnya Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang tinggi untuk mendukung pengembangan industri nasional.  Sesuai hasil audit BPKP tahun 2018, TKDN Pertamina mencapai 38,17% dan naik menjadi 43,16% pada tahun 2019, dan Sementara sesuai prognosa triwulan 1 2020, TKDN Pertamina mencapai 52,20%.
Presiden Jokowi mengunjungi area pengembangan industri petrokimia yang terintegrasi dengan kilang nasional di Kabupaten Tuban, Jawa Timur pada 21 Desember 2019 yang lalu. Pertamina selalu menekankan pentingnya Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang tinggi untuk mendukung pengembangan industri nasional. Sesuai hasil audit BPKP tahun 2018, TKDN Pertamina mencapai 38,17% dan naik menjadi 43,16% pada tahun 2019, dan Sementara sesuai prognosa triwulan 1 2020, TKDN Pertamina mencapai 52,20%.

Bisnis.com, JAKARTA - Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) senantiasa mendedikasikan diri untuk Negara dan Bangsa, berperan dan berkontribusi sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi, akselerator kesejahteraan sosial dan penyedia lapangan kerja, sejalan dengan Nilai-Nilai Utama Sumber Daya Manusia BUMN yaitu Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif, dalam rangka menuju visi Pertamina menjadi perusahaan energi nasional kelas dunia.

Pertamina senantiasa memegang teguh amanat undang – undang untuk senantiasa menjadi lokomotif penggerak ekonomi nasional untuk mendukung visi Indonesia Maju. Kemajuan ekonomi nasional mesti ditopang energi yang tangguh, kuat dan mandiri. Pertamina pun terus berkontribusi membangun ketahanan, kemandirian dan kedaulatan energi nasional.  

Wujud nyata pembangunan energi yang tangguh dilakukan Pertamina dengan komitmen investasi yang besar dan bekelanjutan. Hingga tahun 2026, Pertamina mengalokasikan investasi sebesar USD 90 miliar untuk memastikan upaya peningkatan produksi hulu migas, peningkatan kapasitas dan kapabilitas kilang eksisting dan kilang baru serta pembangunan infrastruktur migas lainnya.

Dalam pelaksanaan investasi tersebut, Pertamina selalu menekankan pentingnya Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang tinggi demi untuk mendukung pengembangan industri nasional.  Hal inilah yang menjadikan TKDN dalam proyek Pertamina dalam 3 tahun terakhir terus mengalami peningkatan.

“Sesuai hasil audit BPKP tahun 2018, TKDN Pertamina mencapai 38,17% dan naik menjadi 43,16% pada tahun 2019. Sementara sesuai prognosa triwulan 1 2020, TKDN Pertamina mencapai 52,20%,” ujar Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati.

Pertamina, imbuh Nicke, kini lebih fokus mendayagunakan sumber daya alam domestik untuk lebih mendorong kemajuan ekonomi nasional di tengah tantangan pandemi Covid-19. Langkah ini ditempuh melalui pengembangan Biosolar (B30) dan mengolah Bahan Bakar Nabati (BBN) untuk dijadikan green energy yang ramah lingkungan.

Pertamina memiliki kompetensi yang cukup baik untuk mengolah sendiri sumber daya dalam negeri dari hulu hingga ke hilir. Pengelolaan sumber daya dalam negeri akan lebih memberikan multiplier effect baik bagi penyediaan energi maupun perkembangan industri. Program B30 misalnya telah menyerap 5,5 juta KL FAME dalam negeri di tahun 2019 dan meningkatkan menjadi 8,38 juta KL di tahun 2020 dengan penghematan devisa mencapai Rp 43,8 triliun.

Dedikasi Pertamina untuk Indonesia Maju: HUT Ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia

Presiden Jokowi meresmikan implementasi Program Biodiesel 30% (B30), di SPBU COCO Pertamina MT Haryono, Jakarta, pada 23 Desember 2019 yang lalu. Implementasi Program B30 telah menyerap 5,5 juta KL FAME dalam negeri di tahun 2019 dan diperkirakan meningkat menjadi 8,38 juta KL di tahun 2020 dengan penghematan devisa mencapai Rp 43,8 triliun.

“Mendayagunakan sumber daya domestik telah memberi peluang penyerapan tenaga kerja yang sangat besar di berbagai sektor. Tercatat sebanyak 1,2 juta tenaga kerja telah terserap dalam pengembangan B30 dan akan semakin meningkat sejalan dengan pengembangan green energy berbahan baku minyak nabati dalam negeri. Pada megaproyek kilang Pertamina yang memiliki TKDN rata-rata di atas 30 persen, menyerap sekitar 170 ribu tenaga kerja serta memberikan multiplier effect hingga sekitar 3 juta tenaga kerja,” tegas Nicke.

Pada saat yang sama, sebagai BUMN, Pertamina telah meneguhkan komimen kuat untuk membangun New Pertamina Clean, Pertamina Bersih yang penuh integritas.  Komitmen itu secara tegas tercatat dalam Piagam New Pertamina Clean yang ditandatangani oleh seluruh Jajaran Dewan Direksi dan Dewan Komisaris Pertamina. Hal ini sebagai salah satu bentuk implementasi dari ISO 37001:2016 tentang Sistem Manajemen Anti Penyuapan di perusahaan dan sejalan dengan tata nilai Clean Pertamina, yaitu mengelola perusahaan secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas, serta berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.

Pertamina telah melakukan kerja sama strategis dengan Aparat Penegak Hukum (Polri, KPK dan Kejaksaan Agung) untuk mengawal seluruh proses bisnis berjalan sesuai koridor hukum serta bersih dari suap dan gratifikasi untuk mendukung pengelolaan bisnis yang jujur dan berintegritas serta berpegang teguh pada GCG. Inilah komitmen Pertamina untuk mendukung Indonesia bersih dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme (KKN).

Melayani Energi Hingga Pelosok Negeri

Pertamina terus melayani kebutuhan energi di seluruh penjuru negeri, dari wilayah perkotaan hingga perdesaan, bahkan hingga wilayah terdepan, terluar dan terpencil (3T). Komitmen ini dipegang teguh Pertamina demi mewujudkan distribusi energi yang berkeadilan.

Kerja sama strategis dengan stakeholder terus dilakukan Pertamina untuk melayani negeri secara optimal dan sepenuh hati, penuh dedikasi. Bersama Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Desa & Transmigrasi RI, Pertamina membangun BBM Satu Harga dan Pertashop untuk menyalurkan energi ke wilayah 3T.

Hingga tahun 2019, Pertamina telah membangun 161 titik BBM Satu Harga dan ditargetkan bertambah 83 titik pada tahun 2020. Program BBM Satu Harga telah mendorong produktifitas masyarakat di wilayah 3T, biaya distribusi yang turun serta mendorong harga kebutuhan pokok menjadi lebih terjangkau.

Pada saat yang sama, Pertamina telah membangun dan siap mengoperasikan 500 unit Pertashop di 23 provinsi dan ditargetkan hingga akhir tahun berjumlah  4.308 unit di 2.376 kecamatan di seluruh Indonesia. Tak hanya itu, Pertamina juga akan membangun 2.000 Pertashop di tempat-tempat strategis seperti Banten, Jawa Barat dan Jawa Timur.

“Pelayanan Pertamina akan terus ditingkatkan sehingga semakin dekat dengan masyarakat desa,” ujar Nicke.

Dalam konteks pengolahan energi, Pertamina tengah menuntaskan megaproyek RDMP dan GRR untuk meningkatkan kapasitas kilang dari 1 juta barel menjadi 1,8 juta barel. Harapannya, seluruh kebutuhan BBM dalam negeri nantinya akan disuplai oleh kilang sendiri, tanpa ketergantungan impor.

Pembangunan infrasruktur distribusi energi juga terus ditingkatkan untuk mengamankan pasokan energi, mulai dari TBBM, perkapalan, pipa distribusi, depot LPG hingga SPBU sebagai etalase energi negeri. Program digitalisasi SPBU terus dituntaskan untuk memberikan pelayanan yang aman, nyaman dan cepat. 

Pertamina pun melakukan kerja sama strategis dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI)  untuk mendukung keamanan objek vital Pertamina yang merupakan aset berharga bangsa. TNI juga mendukung pengamanan seluruh proyek Pertamina agar berjalan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Menjaga aset dan proyek Pertamina pada hakikatnya adalah menjaga keamanan dan kedaulatan energi nasional.

Kontribusi Bagi Keuangan Negara

Pertamina terus memberikan kontribusi nyata bagi keuangan negara terutama untuk memperkuat APBN (Anggaran Pendapatan dan Keuangan Negara) yang akan menjadi lokomotif pembangunan nasional. Dengan perolehan laba bersih Pertamina di tahun 2019 sebesar USD 2,53 miliar atau setara Rp 35,8 triliun telah memberikan kontribusi kepada Negara sebesar Rp181,5 triliun.

Kontribusi tersebut terdiri dari setoran pajak dan dividen 2019 Rp136,6 triliun (meningkat 13% dari 2018), setoran dividen tunai sebesar Rp 8,5 triliun (meningkat 7% dari 2018), kontribusi dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) kegiatan hulu migas dan geothermal  Rp 43,7 triliun serta serta Signature Bonus sebesar Rp 1,2 triliun seiring perolehan wilayah kerja baru di anak perusahaan hulu migas Pertamina.

“Pada sisi lain, Pertamina juga telah berhasil melakukan penghematan devisi negara sebesar Rp109 triliun,  dengan melakukan upaya penurunan impor crude sebesar 35% dan impor produk sebesar 11%,” terang Nicke.

Garda Terdepan Melawan Covid-19

Kontribusi Pertamina terhadap negara terus berkobar ketika Indonesia dihadapkan pada tantangan Pandemi Covid-19. Pertamina melalui CSR (Corporate Social Responsibility) dan SMEPP (Small Medium Enterprise Partnership Program) menjadi garda terdepan, bergerak bersama untuk menangani pandemi Covid-19 di Indonesia.

Pertamina telah mendistribusikan berbagai bantuan ke seluruh pelosok negeri mulai dari masker, handsanitizer, Alat Pelindung Diri (APD), wastafel portabel, multivitamin hingga bantuan sembako dan makanan siap saji. Pertamina juga telah membantu rehab berbagai rumah sakit yang menjadi rujukan penanganan pasien Covid-19. Bahkan, Pertamina menyulap Lapangan Bola Simprug dan area Patra Jasa untuk dijadikan Rumah Sakit Darurat Covid-19 dan tempat akomodasi para tenaga medis di RS Pertamina Jaya.

Pertamedika IHC, anak perusahaan Pertamina Group yang bergerak dalam bidang kesehatan mendapat kepercayaan Kementerian BUMN untuk menjadi koordinator rumah sakit BUMN di Indonesia. Tugasnya harus melakukan harmonisasi rumah sakit BUMN agar satu langkah dalam menangani pasien Covid-19 secara efektif dan efisien.

Pertamina juga menjadi pelopor penggunaan robot perawat untuk menangani pasien Covid-19, sehingga mengurangi kontak langsung dengan pasien. Robot ini berperan sebagai pengantar obat, makanan serta konsultasi pasien Covid-19,  berupa chatbot untuk menjawab sejumlah pertanyaan yang sering ditanyakan pasien.

Secara keseluruhan, total dana penanganan Covid-19 yang telah didistribusikan Pertamina per 7 Agustus 2020 mencapai Rp 869 miliar. Bantuan tersebut terdistribusi untuk  keperluan medis  sebesar Rp 312 miliar, donasi CSR & Bina Lingkungan sebesar Rp 213 miliar, bantuan Sarana, Fasilitas, Sosialisasi dan Extra Fooding  senilai Rp 85 miliar serta bantuan yang dikeluarkan Anak Perusahaan Pertamina  mencapai Rp 259 miliar.

Inovasi Energi Untuk Indonesia Sehat

Pandemi Covid-19, telah mendorong Pertamina dan perusahaan migas dunia untuk mempercepat berbagai terobosan inovasi di bidang energi. Pertamina telah menetapkan pengembangan energi baru terbarukan untuk mewujudkan green energy untuk mendukung Indonesia sehat, bersih dan  ramah lingkungan.

Sebagai pilot project, Pertamina telah berhasil memproduksi 1.000 barel per Green Diesel (D-100) di Kilang Dumai dengan Cetane Number 78, lebih tinggi dibandingkan produksi perusahaan migas dunia. Inovasi Green Energy terus dikembangkan dengan target 6.000 barel per hari pada Biorefinery Cilacap serta 20.000 barel per hari di Biorefinery Plaju dengan 100%  berbahan baku minyak nabati.

Keberhasilan D100 tak lepas dari sinegri Pertamina bersama Institut Teknologi Bandung (ITB), yang telah berhasil mengembangkan inovasi katalis merah putih sebagai bahan utama dalam pengolahan green energy. Inovasi ini terus dikembangkan bersama sinergi BUMN untuk mewujudkan  pabrik katalis merah putih pertama di Indonesia.

Melalui sinergi BUMN, Pertamina juga berinovasi melakukan regasifkasi batubara menjadi DME (Dimetil Eter) serta Methanol untuk mendukung produksi LPG/Liquified Petrolium Gas dalam negeri sehingga bebas dari ketergantungan impor. Pertamina mengalokasikan Investasi sekitar US$2,5 miliar untuk membangun pabrik DME di 4 lokasi sehingga bisa kebutuhan LPG dari dalam negeri, tidak tergantung impor.

Ke depan, Pertamina terus berupaya mengembangkan energi baru terbarukan dengan investasi mencapai USD 5,5 miliar (2020 – 2026) untuk bisa menghasilkan 3,6 Gigawatt dari sumber energi baru terbarukan; Solar, Biomass, Biogas, Hydro dan Biofuel.

Pertamina juga melakukan inovasi dalam penyediaan energi listrik tenaga gas dengan kapasitas 9,8 GW melalui investasi  USD 9,3 miliar. Energi panas bumi (geothermal) juga akan terus dikembangkan dengan kapasitas 1,4 GW melalui program investasi sebesar USD  2,3 miliar. Pertamina bahkan akan mengembangkan pembangunan pabrik Solar Cell dan Baterai yang nilai investasinya mencapai USD 500 juta dengan kapasitas 5,1 GW.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper