Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa asumsi harga minyak pada tahun depan bakal lebih baik dibandingkan dengan tahun ini.
Dia menjelaskan bahwa pada tahun depan asumsi harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) bakal bergerak antara level US$40 per barel hingga US$50 per barel. Untuk itu, kata Sri Mulyani, pada 2021 asumsi ICP dipatok pada level US$45 per barel.
"Harga minyak 2021 pada US$45 per barel dengan asuimsi the worst is over pada tahun ini," kata Menkeu dalam paparanya pada Jumat (14/8/2020).
Sementara itu, untuk produksi minyak dan gas bumi siap jual atau lifting dinilai masih akan cukup menantang. Untuk itu, pemerintah tidak mematok target lifting yang lebih tinggi.
Pada 2021, lifting minyak dipatok sebesar 705.000 barel per hari, sedangkan untuk lifting gas dipatok 1,07 juta barrel of oil equivalent per day (boepd). Sri Mulyani menjelaskan untuk lifting minyak merupakan target terendah dalam 4 tahun terakhir.
Berdasarkan data SKK Migas, target pada 2021 lebih rendah dibandingkan dengan realisasi lifting 4 tahun terakhir.
Pada 2016 realisasi lifting minyak mencapai 829.000 barel per hari, 2017 mencapai 804.000 barel per hari, 2018 mencapai 778.000 barel per hari, dan 2019 tercatat 746.000 barel per hari.
"Lifting migas masih cukup struggle, meskipun pada 2021 sedikit lebih baik dari tahun ini," ungkapnya.