Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Surplus Listrik di Kaltim, Produsen Swasta Harap Industri Bergeliat Lagi

Pasokan listrik di Kaltim tercatat surplus. Kondisi ini juga membuat produksi listrik yang dihasilkan perusahaan swasta tidak terserap maksimal. 
Mesin PLTU Embalut berkapasitas 2x100MW milik Cahaya Fajar Kaltim. Mesin ini  memproduksi listrik untuk didistribusikan ke PLN/Bisnis.com-Tim Jelajah Infrastruktur Kalimantan
Mesin PLTU Embalut berkapasitas 2x100MW milik Cahaya Fajar Kaltim. Mesin ini memproduksi listrik untuk didistribusikan ke PLN/Bisnis.com-Tim Jelajah Infrastruktur Kalimantan

Bisnis.com, TENGGARONG - Ketersediaan listrik di Kalimantan Timur surplus. PT PLN (Persero) mencatat ada 546,4 MW yang belum termanfaatkan.

Kondisi ini juga membuat produksi listrik yang dihasilkan independent power producer atau perusahaan swasta tidak terserap maksimal. Salah satunya PT Indonesie Energi Dinamika (Indo Eka).

Perusahaan yang menjadi bagian pengelola pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Embalut, Kalimantan Timur (Kaltim), ini pun mengakui bahwa produksinya tidak berjalan penuh. Kapasitas produksinya yang mencapai 2x100 MW belum termanfaatkan seluruhnya.

“Sekarang yang dioperasikan masih belum maksimal. Untuk saat belum tergunakan 200 MW,” kata Manajer Proyek PT Indo Eka, N. Sofyan saat ditemui tim Jelajah Infrastruktur Kalimantan 2020.

Meski belum semua produksi terserap, hasil kesepakatan antara Indo Eka dengan PLN adalah listrik yang dibeli minimal 50 persen dari total produksi.

Sofyan menjelaskan bahwa harapannya industri kembali bergeliat. Dengan banyak investasi, surplus listrik bisa berkurang.

“Surplus teratasi jika ada pengembang baru. Dalam arti investasi industri khsususnya sebagai penyerap energi terbesar. Kalau rumah tangga memang kecil,” jelasnya.

Laju ekonomi Kaltim mengalami kontraksi sejalan dengan pelemahan ekonomi global. Pada triwulan II/2020, pertumbuhan ekonominya mengalami kontraksi 5,46 persen.

Lesunya ekonomi Kaltim yang lebih dalam tertahan oleh kinerja investasi serta kinerja konstruksi. Bank Indonesia mencatat realisasi penanaman modal asing (PMA) pada triwulan ll/2020 mencapai Rp1,58 triliun setelah sebelumnya tercatat Rp0,97 triliun pada triwulan pertama.

Sementara itu, realisasi penanaman modal dalam megeri (PMDN) triwulan ll/2020 mencapai Rp5,8triliun. Realisasi itu lebih tinggi dibanding triwulan pertama sebesar Rp3,7 triliun.

Data dari Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim mencatat, capaian pada triwulan I/2020 mengalami penurunan sebesar 49,8 persen dibandingkan triwulan I 2019 sebesar Rp9,24 triliun. Adapun bila dibandingkan dengan target realisasi investasi tahun ini sebesar Rp21,30 triliun, maka realisasi itu baru mencapai 21,78 persen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper