Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) masih mengkaji untuk mengikuti lelang wilayah kerja minyak dan gas bumi yang ditawarkan pemerintah tahun ini.
Chief Executif Officer Pertamina Hulu Energi Budiman Parhusip menjelaskan bahwa pihaknya belum dapat berkomentar terkait dengan minat mengikuti lelang wilayah kerja (WK) migas tahun ini.
"Kami sedang mempelajari daerah atau WK yang akan ditawarkan," katanya kepada Bisnis, Selasa (11/8/2020).
Di lain pihak, Direktur Eksekutif Indonesian Petroleum Association (IPA) Marjolijn Wajong mengatakan bahwa minat investor untuk mengikuti penawaran lelang WK migas turut dipengaruhi oleh kebijakan fiskal di dalam negeri.
Dia mengungkapkan bahwa kendati belum mengkaji lebih jauh 10 WK yang bakal ditawarkan tahun ini, lelang WK Migas turut dipengaruhi oleh sejauh mana kebijakan di suatu negara tersebut bisa lebih menarik minat investor.
"Selain prospeknya, yang penting fiskalnya bersaing dengan penawaran penawaran dari negara lain," katanya kepada Bisnis, Senin (10/8/2020).
Baca Juga
Pada tahun ini pemerintah bakal melelang 10 WK konvensional yang bakal ditawarkan terbagi dalam dua skema yakni penawaran langsung dan lelang reguler.
Untuk wilayah lelang reguler adalah Merangin III (daratan/onshore), Sekayu (daratan), North Kangean (lepas pantai/offshore), Cendrawasih VIII (lepas pantai), Mamberamo (daratan dan lepas pantai), sedangkan untuk penawaran langsung yakni West Palmerah (daratan), Rangkas (daratan), Liman (daratan), Bose (daratan dan lepas pantai), dan Marataua II (daratan dan lepas pantai).
Berdasarkan paparan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), perkiraan sumber daya 10 WK migas memiliki total minyak 3.436,44 juta barel dan gas 5.006,9 miliar kaki kubik.
Untuk WK yang skema penawaran langsung memiliki total sumber daya minyak 1.203,69 juta barel dan gas 586,miliar kaki kubik, sedangkan untuk WK dengan skema lelang reguler memiliki perkiraan sumber daya 2.232,75 juta barel minyak dan gas 4.420 miliar kaki kubik.