Bisnis.com, JAKARTA — Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah merekomendasikan sebanyak 38 wilayah kerja migas kepada Dirjen Migas, dua di antaranya ditawarkan dalam lelang tahun ini.
Kepala Pusat Survei Geologi, Badan Geologi Kementerian ESDM, Eko Budi Lelono mengungkapkan bahwa sejak 2016 hingga 2019, pihaknya merekomendasikan sebanyak sembilan wilayah kerja (WK).
Dari sejumlah rekomendasi tersebut, katanya, sudah ada yang diteruskan oleh Ditjen Migas untuk ditawarkan dalam lelang WK migas.
Untuk lelang pada 2020, terdapat dua WK yang merupakan rekomendasi dari Badan Geologi yakni WK Mamberamo dan WK Maratua II.
"Sejak 2016 total sudah ada 38 WK. Sudah ada beberapa rekomendasi kami yang sudah di-follow up," katanya kepada Bisnis, Senin (10/8/2020).
Badan Geologi Kementerian ESDM memiliki 38 rekomendasi WK migas untuk bisa dilanjutkan ke tahap eksplorasi.
Baca Juga
Berdasarkan data Badan Geologi, dari 38 WK tersebut terdapat potensi dari 12 WK migas konvensional yakni Teluk Bone Utara, Misool Timur, Atsy, Mamberamo, Boka, Buru, Aru-Tanimbar Offshore, Biak, Wamena, Sahul, Selaru, dan Arafura Selatan.
Adapun, sumber daya terbesar berada di Arafura Selatan dengan skenario minyak sebesar 6.144,54 juta barel (miliion barrel oil/MMBO dan potensi gas sebesar 7,36 triliun kaki kubik (trillion cubic feet/TCF). Blok Teluk Bone Utara skenario minyak sebesar 239,79 MMBO dan gas sebesar 1,16 TCF.
Blok Atsy skenario minyak sebesar 750 MMBO dan gas sebesar 0,90 TCF, Blok Mamberamo skenario gas sebesar 7,58 TCF. Blok Boka Blok Boka total sumber daya potensial untuk minyak mencapai 930 MMBO dan gas mencapai 1,10 TCF.
Blok Buru sebesar 118,54 MMBO skenario minyak dan 118,13 BSCF skenario gas, Blok Aru-Tanimbar Offshore untuk gas mencapai 0,14 TCF, Blok Biak skenario minyak sebesar 8,44 MMBO dan gas sebesar 0,01 TCF.
Blok Wamena sebesar sekenario minyak 263,75 MMBO dan skenario gas 0.40 TCF, Blok Sahul skenario minyak 150,75 MMBO dan skenario gas 0,18 TCF.
Sementara itu, Blok Selaru skenario minyak 4.060 MMBO dan skenario gas 4,80 TCF, sedangkan Blok Misool Timur skenario minyak 69,94 MMBO dan skenario gas 0,26 TCF.
Selain itu, terdapat potensi sumber daya migas dari WK nonkovensional yakni Jambi, Kuta, dan Kutai Timur.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Saleh Abdurrahman menjelaskan bahwa dari 12 WK konvensional itu, sudah ada 4 WK yang ditawarkan kepada Ditjen Migas.
Dari empat WK tersebut, beberapa di antaranya sudah berhasil di lelang kepada kontraktor kontrak kerja sama (KKKS). Namun, dia belum bisa menyebutkan kontraktor tersebut.
“Dari data-data existing data dikumpulin oleh tim. Harapan kami lain-lain yang kami rekomendasikan itu juga bisa segera ditawarkan,” jelasnya.
Saleh menambahkan bahwa pada tahun ini, terdapat 128 cekungan sedimen di Indonesia dengan perincian 20 berstatus sudah produksi, 27 cekungan di bor dengan penemuan, 13 cekungan di bor tanpa penemuan, dan 68 cekungan belum di bor. Ke-68 cekungan tersebut mayoritas berada di daerah Indonesia bagian timur.