Bisnis.com, JAKARTA - PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) mencatat tidak adanya lonjakan penumpang ketika kebijakan ganjil genap mulai berlaku. Pada 3-7 Agustus 2020 rata-rata pengguna KRL tercatat hanya 390.617 orang.
VP Corporate Communications PT KCI Anne Purba menyampaikan pada pekan lalu saat ganjil genap mulai disosialisasikan, belum terdapat peningkatan volume pengguna KRL. Pada 27-30 Juli 2020 rata-rata pengguna KRL adalah 395.031 penumpang. Sementara pada 3-7 Agustus pekan lalu, rata-rata pengguna KRL tercatat 390.617.
“Salah satunya karena KCI saat ini telah mengoperasikan perjalanan KRL sejumlah 975 perjalanan KRL setiap harinya. Penambahan perjalanan telah dilakukan sepanjang akhir Juli dan terakhir pada 1 Agustus lalu untuk lintas Rangkasbitung, lintas Bekasi/Cikarang, dan lintas Depok/Bogor,” jelasnya, Minggu (9/8/2020).
Namun, mulai Senin 10 Agustus 2020 pada sore hingga malam hari alur antrean calon pengguna di Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) akan diatur melalui penyekatan dan antrean sesuai jumlah pengguna yang akan mengakses layanan KRL melalui Hall Selatan Stasiun Tanah Abang.
Pengaturan ini sebagai antisipasi agar para pengguna KRL tidak lagi berkerumun dan memadati pintu akses ke Hall Selatan Stasiun dari area JPM. PT KCI berharap para pengguna KRL dapat memahami serta mengikuti pengaturan terbaru ini.
KCI juga selama beberapa bulan ini telah memberangkatkan kereta dari stasiun-stasiun yang bukan merupakan stasiun awal namun cukup ramai pengguna. Pada pagi hari telah tersedia pemberangkatan dari stasiun Tigaraksa, Cilebut, Bojonggede, dan Sudimara.
Baca Juga
Sementara itu Kepala Dishub DKI Jakarta Syafrin Liputo menyebutkan adanya peningkatan jumlah penumpang transportasi umum sebanyak tiga persen. Meskipun demikian, peningkatan jumlah penumpang tidak mengakibatkan penumpukan di halte dan stasiun.
Hal itu karena pihaknya telah menambah armada Transjakarta dan memperpanjang waktu operasional MRT Jakarta guna mengantisipasi penumpukan dan antrean penumpang.
"Jadi tiga persen ini rata-rata di layanan Transjakarta, MRT, LRT, dan KRL. Namun, saya sampaikan peningkatan ini masih bisa diangkut oleh angkutan umum sebelum ganjil genap diujicobakan," jelasnya.
Di sisi lain Syafrin justru menyebutkan adanya penurunan volume kendaraan hingga empat persen selama tiga hari penerapan kembali sistem ganjil genap. Angka itu didasarkan pada lokasi pantauan, juga kecepatan dan antrean di persimpangan.