Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inocycle Ekspansi Bisnis Daur Ulang, Kain dan Peralatan Rumah Tangga

Direktur Inocycle Victor Choi mengatakan peruasan lini produksi tersebut dilakukan lantaran tren penggunaan produk dari bahan daur ulang.
Pedagang menata kain tekstil di pasar Tanah Abang, Jakarta, Selasa (11/2/2020)./Bisnis-Arief Hermawan
Pedagang menata kain tekstil di pasar Tanah Abang, Jakarta, Selasa (11/2/2020)./Bisnis-Arief Hermawan

Bisnis.com, JAKARTA - PT Innocycle Technology Group Tbk. memperluas lini bisnis daur ulangnya dan akan memproduksi kain dan peralatan rumah tangga.

Adapun, jenis kain yang akan diproduksi adalah kain bukan tenunan atau nonwoven.

Direktur Inocycle Victor Choi mengatakan peruasan lini produksi tersebut dilakukan lantaran tren penggunaan produk dari bahan daur ulang.

Dengan kata lain, perluasan bisnis yang dilakukan Innocycle adalah penghiliran produksi utama perseroan yakni recycled polyester staple fiber (Re-PSF).

"Untuk operasi bisnis yang stabil dan efisien, kami memperluas bisnis Homeware dan Non-Woven seiring dengan meningkatnya tren penggunaan bahan daur ulang dalam gaya hidup masyarakat untuk kelestarian lingkungan," katanya dalam keterangan resmi, Jumat (7/8/2020).

Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan penjualan peralatan rumah tangga yang meningkat 119 persen pada semester I/2020. Sementara itu, penjualan kain nonwoven naik 21 persen secara tahunan.

Adapun, kontribusi penjualan kedua lini bisnis tersebut masih kecil ke total penjualan. Penjualan peralatan rumah tangga baru dapat menopang 10,2 persen dari total penjualan, sedangkan kain non woven hanya mencapai 17,3 persen.

Seperti diketahui, Inocycle bergerak dalam bisnis daur ulang sampah botol plastik (PET) bertujuan menciptakan nilai ekonomi dari sampah tersebut sekaligus mengurangi pencemaran lingkungan. Adapun, penjualan Re-PSF tumbuh mencapai 72,3 persen selama Januari-Juni 2020.

Namun demikian, perseroan tidak terhindar dari dampak pandemi Covid-19. Hal tersebut tercermin dari pendapatan Inocycle yang terkoreksi sekitar 1 persen menjadi Rp235,2 miliar pada semester I/2020 secara tahunan.

Victor menilia penurunan pendapatan tersebut diakibatkan kerugian kurs dari pandemi Covid-19. Namun demikian, pihaknya optimistis industri daur ulang plastik masih memiliki peluang ekonomi yang besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper