Bisnis.com, JAKARTA - Komponen ekspor dan impor mengalami penurunan yang cukup dalam pada kuartal kedua tahun ini.
Badan Pusat Statistik pada Rabu (5/8/2020) melaporkan kedua komponen tersebut mencatatkan pertumbuhan terendah dari seluruh komponen produk domestik bruto (PDB) berdasarkan pengeluaran.
Ekspor barang dan jasa pada kuartal II/2020 mengalami kontraksi 11,66 persen secara year-on-year (yoy). Sementara impor barang dan jasa mengalami kontraksi paling dalam, yaitu -16,96 persen.
Padahal pada kuartal I/2020 komponen ekspor masih tumbuh 0,24 persen yoy dan penurunan impor hanya sebesar 2,19 persen yoy.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto merincikan ekspor barang pada kuartal II/2020 mengalami penurunan 6,52 persen yoy.
Ekspor jasa terkontraksi sangat dalam, yaitu turun 52,7 persen yoy, yang dipengaruhi oleh penurunan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang sangat signifikan akibat pandemi Covid-19.
Baca Juga
"Ekspor jasa ini dipengaruhi oleh turunnya jumlah wisman yang memang mengalami penurunan yang curam sekali selama triwulan II/2020," jelasnya, Rabu (5/8/2020).
Di samping itu, pada saat yang sama impor barang tercatat mengalami kontraksi -12,99 persen yoy.
Berdasarkan komponennya, impor nonmigas terkontraksi -10,26 persen yoy dan impor migas terkontraksi lebih dalam, yaitu -26,24 persen yoy.
Suhariyanto menjelaskan impor jasa mengalami kontraksi 41,36 persen yoy. Hal ini terjadi seiring dengan menurunnya jasa angkutan untuk ekspor maupun impor barang.
Adapun, pada kuartal kedua ini, ekonomi Indonesia terkontraksi -5,32 persen secara year on year (yoy).
Dibandingkan dengan kuartal I/2020, ekonomi Indonesia terkontraksi sebesar -4,19 persen.