Bisnis.com, JAKARTA — Sebanyak 27 persen perusahaan yang tergabung di Ikatan Nasional Konsultan Indonesia sudah menutup usaha alias gulung tikar akibat pandemi Covid-19. Jumlahnya diprediksi meningkat hingga 50 persen bila pandemi berlanjut sampai akhir tahun ini.
Ketua Umum Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (Inkindo) Peter Frans mengaku akibat kesulitan modal dan keuangan, perusahaan konsultan yang sebagian besar berada di level kecil menengah, memilih menutup usahanya.
"Dari hasil survei kami, 27 persen perusahaan konsultan di Inkindo menutup usahanya akibat pandemi Covid-19, kalau dihitung dari jumlah anggota [seluruhnya] sekitar 6.400 perusahaan. Jadi, yang sudah tutup itu mencapai 1.728 perusahaan," ujarnya dalam konferensi daring, Rabu (5/8/2020).
Sementara itu, dari survei internal ini juga terlihat 80 persen perusahaan konsultan mengalami kesulitan modal dan keuangan dan sebagian besar jaminan aset yang dimiliki berbentuk kendaraan sebesar 51,9 persen dan sisanya aset tanah 45,1 persen, sedangkan 27,7 persen di antaranya tidak memiliki jaminan aset sama sekali.
Lalu secara bisnis, pandemi Covid-19 berdampak pada turunnya pendapatan perusahaan konsultan dengan 43 persen mengalami dampak besar yaitu turunnya omzet 50 persen.
Kemudian, 20 persen anggota Inkindo berdampak sedang dengan omzet turun sebesar 25 persen—50 persen, sedangkan 9 persen berdampak kecil yakni omzet turun di bawah 25 persen, dan hanya 1 persen anngota Inkindo yang tidak terdampak pandemi.
Baca Juga
Dari kondisi ini, kata Peter, bila situasi tidak kunjung membaik sampai akhir tahun ini, jumlah perusahaan konsultan yang tutup diperkirakan bakal terus bertambah.
"Data kami yang sekarang itu 27 persen perusahaan sudah tutup dalam 5 bulan sejak Maret, kalau [pandemi] sampai akhir tahun nanti bisa lebih besar lagi, bisa naik jumlah perusahaan yang tutup itu bisa lebih dari 50 persenlah ya, dugaan kami," ujarnya.