Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembangunan 500.000 hektare irigasi dan merehabilitasi 2,5 juta hektare jaringan irigasi mulai 2020 hingga 2024 untuk mendukung ketahanan pangan dan air secara nasional.
Target ini untuk mendukung salah satu sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020–2024 yakni peningkatan kuantitas/ketersediaan air untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan instansi yang dipimpinnya telah membangun banyak bendungan di berbagai daerah dan selanjutnya akan diikuti dengan pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi untuk menunjang produktivitas sentra-sentra pertanian.
Dia menghatapkan dengan meningkatnya produktivitas pertanian, juga dapat membantu pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.
“Pembangunan bendungan diikuti oleh pembangunan jaringan irigasinya. Dengan demikian, bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat memberikan manfaat yang nyata dimana air akan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” kata Basuki melalui keterangan tertulis pada Rabu (29/7/2020).
Berdasarkan Perpres No. 56/2018 tentang perubahan atas Perpres No. 58/2017 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN), tercantum tujuh PSN irigasi yang dikerjakan Kementerian PUPR.
Dua dari tujuh PSN irigasi telah selesai yakni pembangunan jaringan irigasi pada daerah irigasi (DI) Umpu Sistem di Lampung berupa saluran suplesi sepanjang 6 km dengan luas areal pelayanan 7.500 hektare dan DI Leuwigoong di Garut, Jawa Barat, berupa saluran irigasi primer sepanjang 86 km yang mengairi area potensial seluas 5.313 hektare.
Sementara itu, lima jaringan irigasi PSN lainnya dalam tahap penyelesaian terdiri dari pembangunan jaringan irigasi DI Jambo Aye Kanan di Kabupaten Aceh Utara dan Timur Provinsi Aceh, DI Lhok Guci di Kabupaten Aceh Barat Provinsi Aceh, DI Lematang di Kota Pagaralam Provinsi Sumatra Selatan, DI Gumbasa di Kabupaten Sigi dan Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah, serta pembangunan bendung dan jaringan irigasi DI Baliase di Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan.
Di Provinsi Aceh, tengah diselesaikan sekaligus dua jaringan irigasi yang totalnya akan mengairi area seluas 21.570 hektare. Pembangunan jaringan irigasi DI Jambo Aye Kanan dimulai sejak akhir 2016 dan progresnya sudah sekitar 70,21 persen dengan target rampung pada akhir 2020.
Dengan biaya pembangunan Rp225,14 miliar, pembangunan jaringan irigasi DI Jambo Aye Kanan mencakup pekerjaan saluran primer sepanjang 8 km dan saluran jaringan sekunder 34 km yang akan mengairi area seluas 3.028 hektare. Pekerjaannya dilakukan oleh kontraktor PT Selaras Mandiri Sejahtera - PT. Nakhla Sampurna KSO.
Untuk pembangunan jaringan irigasi DI Lhok Guci yang akan mengairi area seluas 18.542 hektare, saat ini pembangunannya memasuki tahap II untuk pembangunan saluran sepanjang 10 km dan saluran sekunder sepanjang 812 meter.
Pembangunan tahap II DI Lhok Guci dilaksanakan oleh PT Hutama Karya-Jaya Konstruksi KSO dengan nilai kontrak Rp255,55 miliar. Saat ini progres konstruksinya mencapai 62,54 persen dengan target rampung pada akhir tahun ini.
Tiga PSN irigasi lainnya yakni DI Lematang di Sumatra Selatan, DI Gumbasa di Sulawesi Tengah dan pembangunan bendung dan jaringan irigasi DI Baliase di Sulawesi Selatan diharapkan paling lambat dituntaskan pada 2021.