Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Larangan Terbang ke Kamboja, INACA Buka Suara

INACA menilai larangan terbang ke Kamboja merupakan kewenangan mutlak dari pemerintah untuk mengurangi risiko penularan Covid-19 terhadap warganya.
Sejumlah pesawat terpakir di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (24/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Sejumlah pesawat terpakir di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (24/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Larangan terbang dari Pemerintah Kamboja terhadap Indonesia dinilai menjadi tanggung jawab pemerintah agar dapat segera mengendalikan Covid-19 di dalam negeri, sehingga tidak terjadi larangan lebih lanjut.

Ketua Umum Indonesia National Air Carriers Association (INACA) atau Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia Denon B. Prawiraatmadja menilai larangan terbang ini merupakan kewenangan masing-masing negara.

"Namun, kalau untuk berlanjut atau tidaknya [larangan terbang ini] tentu bergantung kepada bagaimana pengendalian Covid di negara asal keberangkatan [seperti Indonesia]," jelasnya kepada Bisnis.com, Selasa (28/7/2020).

Menurutnya, menjadi tanggung jawab negara asal keberangkatan yang dilarang seperti Indonesia dan Malaysia agar pelarangan tersebut tidak berkelanjutan dan dicabut.

Di sisi lain, menekan angka penyebaran Covid-19 di dalam negeri menjadi salah satu fokus utama agar pelarangan terbang yang diterapkan Kamboja tidak berlanjut ke negara-negara tujuan penerbangan Indonesia.

Sementara, Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati menyatakan Kemenhub menghormati keputusan negara Kamboja karena Indonesia pun punya semangat yang sama guna mencegah meluasnya Covid-19.

Namun, dia juga menegaskan Indonesia tidak memiliki penerbangan langsung dari Jakarta menuju Phnom Penh atau Indonesia ke Kamboja, selalu ada transit bagi penumpang yang menuju Kamboja, seperti rute Indonesia-Malaysia-Kamboja.

"Perlu ketahui tidak ada maskapai Indonesia yang berjadwal yang terbang ke Kamboja yang ada adalah maskapai Kamboja repatriasi warga negara China via negaranya," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper