Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Mudik Iduladha, PO Bus Klaim Masih Sepi Penumpang

Perusahaan otobus mengaku pemesanan tiket penumpang menjelang mudik Iduladha masih sepi dengan keterisian hanya 30 persen.
Suasana sepi di area keberangkatan antar kota Terminal Pulo Gebang, Jakarta, Jumat (24/4/2020). Pengelola Terminal Pulogebang menutup operasional layanan bus antar kota antar provinsi (AKAP) mulai 24 April 2020, setelah berlakunya kebijakan larangan mudik dari pemerintah. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Suasana sepi di area keberangkatan antar kota Terminal Pulo Gebang, Jakarta, Jumat (24/4/2020). Pengelola Terminal Pulogebang menutup operasional layanan bus antar kota antar provinsi (AKAP) mulai 24 April 2020, setelah berlakunya kebijakan larangan mudik dari pemerintah. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan otobus (PO) menuturkan animo masyarakat untuk mudik Iduladha menggunakan bus masih rendah atau di bawah 50 persen kendati pemerintah sudah melonggarkan sejumlah persyaratan bepergian.

Ketua Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) Kurnia Lesani Adnan mengatakan sampai Selasa (28/7/2020) tidak terlihat ada lonjakan penumpang jelang Iduladha. Hal ini turut terjadi di moda transportasi lainnya.

"Kalau sampai hari ini belum ada lonjakan, keterisian penumpang masih rata-rata 30 persen, pemesanan tiket menjelang Iduladha pun belum terlihat ada lonjakan," jelasnya kepada Bisnis.com, Selasa (28/7/2020).

Dia menyebut pergerakan yang cukup signifikan jelang Iduladha atau Lebaran Haji ini hanya terjadi pada aktivitas angkutan darat ke wilayah Jawa Timur. Adapun, peningkatan pergerakan membuat tingkat keterisian penumpang mencapai 50-60 persen.

Sementara itu, terangnya, armada bus pun banyak yang belum beroperasi dan masih banyak yang idle atau diam di pul. Saat ini hanya sebanyak 40 persen armada bus beroperasi, dan pengoperasian ini terutama untuk trayek DKI Jakarta dan Jawa Tengah.

Padahal, pemerintah telah memberikan relaksasi protokol kesehatan berupa peningkatan batas maksimal okupansi dari yang semula hanya 50 persen menjadi 70 persen, serta persyaratan bepergian via jalur darat kini hanya menyisakan pengisian aplikasi CLM (Covid-19 Likelihood Metric).

"Kami pastikan calon penumpang menggunakan masker selama perjalanan dan kami menyediakan hand sanitizer. Namun, rata-rata masyarakat sudah membawa masing-masing peralatan sesuai protokol kesehatan," paparnya.

Pihak operator bus dan pengelola terminal pun tetap memastikan jika calon penumpang tidak dalam keadaan demam dengan mengecek suhu badan sebelum naik ke bus.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper