Bisnis.com, JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia melakukan pembicaraan dengan PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) untuk kontrak eksklusif peningkatan pengangkutan batu bara selama lima tahun ke depan sejalan dengan langkah produsen merealisasikan perjanjian Paris hingga 2050.
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo menyampaikan akan menginvestasikan angkutan barang selama lima tahun ke depan senilai Rp28 triliun melalui penaikan angkutan batu bara yang sebelumnya sebesar 45 juta ton menjadi 105 juta ton.
“Kami sudah dalam pembicaraan kontrak dengan PTBA ada penaikan menjadi 64 juta ton kontrak khusus dengan PTBA. Sebenarnya kalau swasta kontraknya 45 juta ton,”jelasnya, Senin (27/7/2020).
Didiek melanjutkan peluang tersebut terbuka karena saat ini produsen batu bara tengah berpacu dengan waktu untuk mengangkut batu bara. Semua produsen berlomba mengangkut batu baranya sesuai dengan Kesepakatan netralitas karbon 2050 dalam komitmen utama dalam Perjanjian Paris 2015 tentang perubahan iklim.
Untuk memenuhi itu, negara-negara anggota Uni Eropa harus menurunkan emisi karbon mereka yang berasal dari bahan bakar fosil dan mencari cara untuk mengimbangi emisi yang tersisa.
“Jadi kami akan investasi supaya penjualan yang tadinya Rp22,6 triliun menjadi Rp44 triliun laba 2 triliun menjadi 4 triliun,"imbuhnya.
Baca Juga
Adapun Didiek menjelaskan pendapatan KAI terganggu hanya selama pandemi ini. Dia memerinci apabila dibandingkan dengan pada tahun sebelumnya, pendapatan KAI selalu terjaga dan nampak dari volume penumpang harian.
Didiek menyebutkan rata-rata hingga pertengahan Maret, volume penumpang lebih dari satu juta per harinya. Kurva penurunan, lanjutnya dimulai dari pertengahan Mei hingga menjadi 239.000 penumpang per hari atau turun sebesar 78 persen. Selanjutnya, jika pendapatan tiap hari rata-rata mencapai Rp23 miliar maka hingga Mei hanya mencapai Rp3 miliar. Penurunan pendapatan terjadi hingga mencapai 87 persen.
Selain itu jika pada biasanya pendapatan KAI dari penumpang meningkat pada periode sibuk hingga Rp40 miliar per hari sekarang ini hanya mencapai Rp400 juta.
Pandemi juga berdampak Laba rugi pada Mei turun menjadi Rp569 miliar. Namun nominal tersebut pun diraup KAI dari angkutan barang dengan tergerusnya penumpang.
Didiek mengharapkan KAI kedepannya juga akan berkolaborasi tidak hanya mengandalkan penumpang saja tetapi mengubah konsepnya menjadi pelanggan jasa.
“Kalau penumpang kan cuma beli satu tiket saja pelanggan bisa lainnya. Kami kerja sama angkutan lainnya gojek grab masuk juga termasuk kai access dari rumah mau naik apa. Charter akan sediakan dengan integrasi platform pembayaran,”tekannya.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan Apollonius Andwie C menjelaskan untuk mendukung optimasi pengangkutan batu bara, telah bekerjasama dengan KAI. Pada awal 2020, sambungnya, telah menyelesaikan pengembangan proyek angkutan batu bara jalur kereta api Tanjung Enim – Kertapati dengan kapasitas 5 juta ton/tahun, beserta pengembangan fasilitas Dermaga Kertapati. Sedangkan untuk proyek angkutan batu bara jalur kereta api arah Tanjung Enim – Tarahan (Tarahan-I) menjadi 25 juta ton/tahun pada akhir tahun 2020.
Dia melanjutkan pada tahun ini, bersama dengan BUMN kereta API tersebut akan mengangkut sebanyak 27,5 juta ton batu bara.
“Realisasinya hingga kuartal I/2020 mencapai sebesar 6,5 juta ton atau meningkat sekitar 12 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. PTBA dan PTKAI memiliki perjanjian kerjasama jangka panjang,” jelasnya.