Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Keuangan mencatat per Juli 2020 masih terjadi capital outflow di pasar surat berharga negara (SBN) sebesar Rp122,4 triliun.
Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengatakan porsi kepemilikan asing di SBN juga mengalami penurunan hingga Juli ini.
Tercatat, porsi kepemilikan asing di SBN pada awal tahun 2020 adalah sebesar 38,63 persen. Sementara per 23 Juli 2020, porsi tersebut menurun menjadi sebesar 29,63 persen.
Meski jumlah dana yang dilepas investor asing masih besar, Luky mengatakan, yield SBN justru membaik saat ini dibandingkan dengan awal tahun karena diimbangi oleh tingginya dukungan dari investor domestik.
"Sekarang posisi asing kepemilikannya hanya 29,6%, tapi tanpa asing pun kita bisa membaik, artinya investor domestik cukup baik untuk men-support SBN kita," katanya, Jumat (24/7/2020).
Luky menjelaskan, yield SBN bertenor 10 tahun pada awal 2020 berada pada kisaran 7,03 persen. Pada Maret dan April, yield SBN sempat melonjak hingga melebihi 8 persen.
"Saat ini sudah mencapai 6,79 persen, yield SBN dengan tenor 5 tahun sudah di bawah 6 persen, saat ini 5,91 persen," jelasnya.
Luky menambahkan, penyerapan lelang SBN pemerintah hingga saat ini masih sesuai dengan target. Pasalnya, ketika dana asing banyak yang keluar, bisa ditutupi oleh investor domestik.